Advertisement

Dengar Curhatan Emak-emak, Dekan UGM Buat Melon Seukuran Apel

Anisatul Umah
Senin, 09 Januari 2023 - 20:57 WIB
Budi Cahyana
Dengar Curhatan Emak-emak, Dekan UGM Buat Melon Seukuran Apel Konferensi pers melon Hikapel di Fakultas Biologi UGM, Senin (9/1/2023). - Harian Jogja/Anisatul Umah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Berawal dari curhatan emak-emak yang mengaku kesusahan membawa melon saat bepergian, Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Budi Setiadi Daryono membuat inovasi dengan menciptakan melon seukuran apel.

Melon seukuran apel yang diberi nama Hikapel ini memiliki berat 250-300 gram per buah. Selain punya kandungan vitamin C, hikapel ini juga mengandung vitamin A. Kandungan beta karoten yang tinggi ini bisa dimanfaatkan sebagai pengganti wortel.

Advertisement

Hikapel yang lahir pada 2012 lalu memiliki makna mendalam baginya. Bertepatan dengan lahirnya sang buah hati bernama 'Fadhil Hikari Setiadi',  buah melon yang dia teliti diberi nama Hikapel. Hika adalah nama anaknya, sementara melon yang diteliti bentuknya mirip apel, maka diberi nama Hikapel.

"Ada banyak keluhan dari ibu-ibu yang saya sebut emak-emak. Melon yang besar memang memberatkan. Kemudian mereka membuat challenge [mengecilkan ukuran] meski melon saya sebelumnya sudah enak," ucapnya saat konferensi pers di Fakultas Biologi UGM, Senin (9/1/2023).

BACA JUGA: Taman Budaya Bantul Dibangun di Kamijoro Tahun Ini, Pemkab: Dokumen Amdal Segera Diuji

Dia mejelaskan setidaknya ada 17 jenis melon yang dia kembangkan, namun yang bisa dimakan hanya 16, karena satu di antaranya digunakan untuk bahan parfum.

Masa tanam melon ini sekitar 60 hari dan jika menggunakan hidroponik dibutuhkan waktu 65 hari. Perkiraan ini untuk penanaman di dataran rendah. Penanaman melon di dataran tinggi masa panennya akan lebih lama lagi.

"Saya pernah nyoba tanam di Pangalengan dan hasilnya lain, kalau high land 1.500-2.000 [mdpl] akan menjadi cukup lama ada tambahan 20-25 hari. Menjadi 80-85 hari baru bisa panen," jelasnya.

Produk melon menengah premium ini dijual dengan harga Rp35.000 per kilogram (kg). Per kg berisi sekitar tiga sampai empat buah melon. Dia mengatakan kendala penanaman melon adalah perubahan iklim. Perubahan iklim membuat petani yang selama ini berpatokan pada musim menjadi susah. Musim kemarau ternyata hujan, dan musim hujan kadang malah kering.

Selain itu hama dan penyakit juga menjadi hambatan. Indonesia negeri yang subur, namun juga subur hama dan penyakit.

"Ini problemnya, sehingga kami pakai green house. Sebelumnya enggak pernah sebelum 2015. Kami bingung ini musim hujan panas, ini musim kemarau hujan deras."

Salah satu warga Sleman, Candra, 28, mengaku suka dengan Hikapel ini, karena rasanya yang manis. Juga ukurannya yang mungil membuat melon ini mudah dibawa bepergian. "Saya suka dengan rasanya yang manis."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Jual Miras, Toko di Berbah Ditutup

Jual Miras, Toko di Berbah Ditutup

Jogjapolitan | 10 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Konflik Israel di Gaza, China Serukan Gencatan Senjata

News
| Selasa, 16 April 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement