Advertisement
Siswa SMP 3 Berbah Ketahuan Pesta Miras di Sekolah, Disdik Sleman Panggil Kepala Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Buntut dari belasan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 Berbah yang kedapatan menenggak minuman keras (Miras) pada akhir Desember 2022, Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman memanggil kepala sekolah tersebut.
Pada Selasa (10/1/2023), Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman, Sri Adi Marsanto mengatakan, "Ibu kepala sekolah sudah diundang ke dinas beberapa hari yang lalu."
Advertisement
Disdik menyayangkan kejadian ini dan berharap agar tidak terulang kembali. "Kami sangat menyesalkan kejadian tersebut. Semoga kedepan tidak ada lagi kejadian seperti itu," kata Sri Adi.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo juga menyampaikan hal senada. Dia menyayangkan kejadian ini. Lingkungan sekolah harusnya ketat dengan pengawasan. "Tempat yang seharusnya bebas dari rokok, narkoba dan bahkan miras," kata Kustini.
BACA JUGA: Ketahuan Tenggak Miras di Sekolah, Belasan Siswa SMPN 3 Berbah Dimasukkan ke Ponpes
Menurutnya ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan. Atas kejadian ini dia meminta agar segera dilakukan evaluasi dan tindak lanjut. "Saya harap ada evaluasi besar. Tidak hanya untuk SMPN 3 Berbah, tetapi semua sekolah tolong lebih ditingkatkan lagi sistem pengawasan," ucap dia.
Sebelumnya, Kepala SMP 3 Berbah Elly Yuswarini mengungkapkan, kejadian itu berawal saat ada penyusup dari SMP lain yang sengaja datang ke SMP 3 Berbah. Gerbang belakang sekolah saat itu sedang dilakukan renovasi dan dalam keadaan terbuka. Kemudian tiga orang dari SMP lain masuk.
Tukang yang sedang melakukan renovasi tidak bisa membedakan mana siswa SMP 3 Berbah dan bukan karena sama-sama menggunakan seragam. Di saat bersamaan, sekolah sedang ada event selepas Penilaian Akhir Sekolah (PAS), sehingga terkonsentrasi pada kegiatan di depan.
"Petugas di belakang itu tidak konfirmasi kalau membuka gerbang belakang, penyusup lewat belakang. Tukang kan tidak tahu karena sama-sama pakai seragam," ucapnya.
Atas kejadian tersebut, sekolah langsung menindaklanjuti dengan memanggil orang tua untuk melakukan pendampingan bersama-sama. Sanksi yang diberikan yakni dengan memasukan siswa yang terlibat ke ponpes.
Siswa yang lain juga diberikan peringatan agar kejadian yang sama tidak berulang. Menurutnya kejadian ini merupakan efek negatif dari penggunaan gadget. Mempermudah siswa untuk melakukan hal-hal semacam ini.
"Kami monitor terus kami pondokkan [dimasukkan ke ponpes]. Pokoknya kami terjun semua dan kami berbondong-bondong. Orang tua juga kolaboratif, kami juga minta persetujuan orang tua. Bapak, ibu keberatan tidak? oh tidak, kami sangat senang. Kami mendukung," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penganiaya Penjual Bakwan Kawi di Gowongan Akhirnya Dilepas, Ini Penyebabnya
- Jelang Pilkada, KPU Jogja Siapkan Badan Adhoc dan Buka Konsultasi untuk Paslon Independen
- DPC Gerindra: Usung Budi Waljiman, Jajaki Tokoh Lain hingga Jalin Komunikasi dengan Partai Koalisi
- Jaring Masukan, Bapelkes DIY Gelar Forum Komunikasi Publik
- Taman Pintar Dikunjungi 3 Ribu Lebih Wisatawan Sehari Selama Libur Lebaran
Advertisement
Advertisement