Advertisement
Kekurangan Guru, SMK di DIY Keluarkan Ratusan Juta Rupiah untuk Bayar GTT
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY menyebut guru SMK paling banyak kekurangan dibanding SMA dan SLB. Total ada kekurangan 316 guru SMK, dibanding guru SMA yang hanya kurang 183 orang dan SLB yang kekurangan 48 orang.
Jumlah kumulatif kekurangan guru di DIY untuk SMA/SMK dan SLB sebanyak 547 orang. Sebagian SMK di DIY mengeluarkan ratusan juta per tahun untuk membayar guru tidak tetap (GTT).
Advertisement
Data BKD DIY tersebut hasil dari formasi jabatan yang diajukan sekolah ke BKD DIY. Semua kekurangan tersebut akan dipenuhi tahun ini dengan model Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kepala BKD DIY Amin Purwani menjelaskan kekurangan tersebut belum termasuk jumlah guru yang pensiun. “Untuk rincian per kabupaten/kotanya tidak kami lakukan, karena basisnya sekolah yang dikelola Pemda DIY,” katanya, Rabu (11/1/2022).
BACA JUGA: Duh, DIY Kekurangan Ratusan Guru SMA/SMK dan SLB
Amin menyebut akan turut mengakomodasi guru honorer yang masih bertugas di sekolah agar bisa beralih status ke PPPK. “Tentu akan kami akomodasi, karena guru honorer juga sudah dilarang. Nanti semuanya akan mengikuti seleksi yang diselenggarakan Kementerian PAN-RB,” jelasnya.
Sekolah yang kekurangan guru, jelas Amin, diharapkan bersabar karena BKD DIY terus mengusahakan agar semuanya terpenuhi. “Koordinasi dengan sekolah lewat Disdikpora dan Kementerian PAN-RB untuk mengatasi masalah ini terus kami lakukan,” ujarnya.
Kepala SMKN 2 Jogja, Dodot Yuliantoro menyebut sekolahnya kekurangan 70 guru. “Cara mengatasinya kami angkat GTT, ada sekitar 20 GTT,” katanya, Rabu sore.
Sisa kekurangan guru sebanyak 50 guru tersebut, jelas Dodot, dilakukan dengan pemaksimalan guru yang ada. “Ada GTT kami yang mengajar sampai 50 jam seminggu, artinya mengajar seminggu full dari pagi sampai selesai,” jelasnya.
Dodot menyebut idealnya jam mengajar guru dibawah 40 jam sesuai peraturan kementerian. “Tapi memang ada perbolehan diatas 40 jam dengan insentif tambahan,” ujarnya.
Pengeluaran sekolah untuk membayar GTT di SMK 2 Jogja, jelas Dodot, mencapai Rp900 jutaan pertahun. “Pembayaran GTT ini kebanyakan dilakukan lewat komite sekolah, karena kondisinya memang kekurangan guru lalu itu yang bisa sekolah lakukan dengan GTT,” katanya.
Sementara pengeluaran untuk pembayaran GTT di SMK 2 Depok, Sleman mencapai Rp720 jutaan per tahun. “Perbulan pengeluaran untuk guru honorer sekitar Rp60 jutaan, itu perbulan,” jelas Kepala SMKN 2 Depok, Agus Waluyo pada Selasa (10/1/2023).
Agus menyebut jumlah GTT di sekolahnya sekitar 20 orang. “Kami memang kekurangan guru juga, semester ini ada empat guru juga yang pensiun,” katanya.
Untuk mengurangi pengeluaran sekolah dalam membayar GTT, Agus berharap ada perubahan status dari GTT ke PPPK. “Kami harap GTT kami diberikan akomodasi agar bisa jadi PPPK sehingga yang membayarnya negara nanti,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Qatar Juara Grup A, Garuda Muda hanya Butuh Imbang untuk Lolos ke Fase Gugur
- Menang Setelah 43 Tahun, Ini Fakta Kemenangan Langka Indonesia atas Australia
- Timnas Indonesia Ukir Dua Memori Indah di Stadion Abdullah bin Khalifa Qatar
- Tampil Gemilang, Ernando Dianggap Kerasukan Kiper Real Madrid Andriy Lunin
Berita Pilihan
Advertisement
Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Hari Ini Kamis 18 April 2024
- Jadwal KRL Solo Jogja dari Palur Kamis 18 April 2024, Paling Pagi Pukul 04.55 WIB
- Jadwal dan Rute Bus Damri dari Bandara YIA ke Klaten hingga Solo
- Peringatan BMKG, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Wilayah DIY, Hari Ini Kamis 18 April 2024
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 18 Februari 2024, Buyern Vs Arsenal, Aduan THR, Volume Sampah Lebaran
Advertisement
Advertisement