Advertisement

Penolakan Vaksinasi Campak di Bantul karena Masalah Kepercayaan Muncul di 3 Kecamatan Ini

Andreas Yuda Pramono
Senin, 23 Januari 2023 - 15:17 WIB
Bhekti Suryani
Penolakan Vaksinasi Campak di Bantul karena Masalah Kepercayaan Muncul di 3 Kecamatan Ini Ilustrasi vaksinasi Covid-19. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul kesulitan melaksanakan vaksinasi campak di Bantul. Padahal vaksin sangat penting untuk menghindarkan anak dari kemungkinan terjangkit campak.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit, Sri Wahyu Joko Santoso, mengatakan masih terdapat warga yang menolak vaksin.

Advertisement

“Basis wilayah yang masih ditemukan penolakan vaksin itu ada di tiga kapanewon seperti Sewon, Piyungan, dan Kasihan. Penolakan vaksin terjadi karena faktor kepercayaan baik oleh Muslim dan non-Muslim,” kata Joko dihubungi pada Senin, (23/1/2023).

Dengan adanya penolakan tersebut, maka capaian imunisasi dasar lengkap tidak dapat menyentuh angka 100 persen. Padahal, kata Joko, Dinkes telah melakukan upaya selama bertahun-tahun agar mereka mau menerima vaksin.

“Kami sudah menggandeng Puskesman. Lalu, sosialisasi-penyuluhan biasa juga sudah kami lakukan. Bahkan, MUI juga sudah kami gandeng. Pokoknya dari sisi agama sudah kami gandeng, tapi tetap belum bisa memengaruhi mereka,” katanya.

Kendati demikian, sudah ada beberapa pihak yang akhirnya mau menerima vaksin. Joko memberi contoh Yayasan Bin Baz di Kapanewon Piyungan yang dulu menolak vaksin, akhirnya mau menerimanya.

BACA JUGA: Keseharian Terduga Teroris Sleman, Jadi Driver Ojol & Aktif ke Masjid

“Seperti Yayasan Bin Baz di Piyungan itu pada tahun 2013, 2014, dan 2015 kan ada KLB Campak. Karena sebelum tahun itu sudah menolak imunisasi untuk anak-anaknya yang masih bayi. Nah, 2015 sewaktu terakhir ditemukan KLB di sana kan kami sudah mendekati dari sisi agama atau kepercayaan. Para Ustaz juga sudah kami dekati. Masuk tahun 2016 kami sudah berhasil untuk memasukkan imunisasi di sana,” ucapnya.

Hanya saja, saat ini, Dinkes menerima informasi penolakan vaksin di tempat tersebut. Kata Joko, orang yang menolak vaksin merupakan warga baru penghuni Bin Baz.

Tidak Ada KLB di Bantul

Selama tahun 2022, Provinsi DIY tercatat memiliki 48 kasus campak dengan Kota Jogja dan Kabupaten Sleman menjadi dua daerah ditemukannya Kejadian Luar Biasa (KLB). Sementara, mengacu pada Data Dinkes Bantul, tidak ditemukan KLB campak sepanjang tahun 2022 hingga saat ini di Bumi Projotamansari.

“Sepanjang tahun 2022, terdapat 16 kasus campak di Kabupaten Bantul. Itu kasus ya, bukan KLB. Soalnya 16 kasus tersebut tidak terjadi dalam satu lokasi yang sama. Terpencar-pencar lah. Pengertian KLB sendiri kan bahwa ada kasus yang terjadi dalam satu lokasi yang sama dalam waktu dua minggu,” kata pria yang kerap disapa Oki ini.

Jelasnya, imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Bantul sepanjang tahun 2022 mencapai 98 persen dari target 95 persen.

“Campak ini mudah untuk menular. Penularannya kan lewat udara. Biasanya anak-anak yang terkena campak kan batuk dan pilek. Nah itu yang menularkan ke anak-anak yang lain,” katanya.

Terang Oki, kenaikan kasus campak secara nasional dipengaruhi oleh Pandemi Covid-19. Dengan adanya pandemi, capaian imunisasi menjadi menurun.

“[Kenaikan kasus] di tahun 2022 ini kemungkinan diakibatkan karena imunisasi tahun 2020 dan 2021 tidak lengkap. Maka, ketika ada kasus campak tahun 2022 di sekitar anak, dia kena,” ucapnya. Tegas Oki, vaksin campak diberikan kepada bayi usia 9 bulan, dan dosis booster di usia 24 bulan.  

Oki kembali menegaskan bahwa vaksin itu halal. Imunisasi sangat penting sebagai dasar kualitas hidup dari seorang anak dan generasi selanjutnya.

“Juga, imunisasi sama sekali tidak ada dampak negatif untuk perkembangan anak termasuk cara berpikir mereka,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement