Advertisement
Polres Kulonprogo Ikut Menekan Angka Tengkes

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Polres Kulonprogo bakal ambil bagian dalam percepatan penurunan angka tengkes atau stunting di Kabupaten Kulonprogo. Pembinaan dan penyuluhan melalui seluruh anggota bhabinkamtibmas menjadi pilihan untuk mengedukasi masyarakat hingga ke tingkat pedesaan
Kapolres Kulonprogo AKBP Muharomah Fajarini telah memerintahkan Kasat Binmas dan jajarannya melalui 12 kanit binmas polsek serta 88 personel bhabinkamtibmas untuk mendampingi dan bersinergi dengan puskesmas dalam menekan tengkes. Upaya prioritas ,enekan stunting adalah melalui pembinaan dam penyuluhan kepada kelompok PKK dan kader posyandu. Langkah ini penting untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan anak balita secara rutin setiap bulannya.
Advertisement
"Hal tersebut merupakan aksi nyata untuk menurunkan angka stunting dalam mempersiapkan masyarakat Kulonprogo menjelang bonus demografi. Masyarakat akan didominasi usia produktif pada 2030 sampai dengan 2035," tuturnya pada Sabtu (28/1/2023) petang.
BACA JUGA: Dokumen Pengadaan Tanah Disiapkan! Ini Perkiraan Jadwal Konsultasi Publik Tol Jogja-YIA
Tengkes atau stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Salah satu tandanya, tinggi badan anak yang berada di bawah rata-rata dari angka yang ditetapkan untuk anak seusianya. "Penurunan angka stunting dilakukan dengan pemenuhan gizi pada anak-anak agar mereka mampu bersaing dan produktif," tuturnya.
Kasatbinmas Polres Kulonprogo AKP Edy Purnama menuturkan para kanit binmas dan bhabinkamtibmas di setiap wilayah dapat membantu menekan angka stunting di Kulonprogo. "Tapi, tentunya di sini tetap terus saling bersinergi dengan pemerintah dan instansi terkait lainnya," ujarnya.
Inisiasi sosialisasi stunting harus diberikan seoptimal mungkin. Stunting bukan hanya terjadi setelah kelahiran, melainkan dapat terjadi sebelum atau dalam proses menuju kehamilan.
Pada Oktober 2022 lalu, Kementerian Kesehatan menggelar Gerakan Nasional Aksi Bergizi untuk menekan kasus tengkes di Indonesia dengan skema gerakan ini Tablet Tambah Darah (TTD). Gerakan ini salah satunya menyasar remaja putri di sekolah.
Kepala Dinkes Kulonprogo Sri Budi Utami mengatakan remaja menjadi sasaran aksi ini lantaran pada usia tersebut kebanyakan dari mereka mulai mengalami menstruasi. Para remaja berpotensi kehilangan darah yang bisa menyebabkan terjadinya anemia atau kurang darah.
BACA JUGA: Jelang Kampanye, JPW Minta Polisi Tegas Tindak Pemakai Knalpot Blombongan di Jogja
"Remaja putri SMP/SMA sudah kami biasakan minum tablet tambah darah. Kenapa yang dipilih SMP, karena memang disiapkan sejak dini sehingga diharapkan hasilnya lebih bagus," jelasnya.
Budi mengharapkan program ini dapat membuat remaja putri makin memahami bagaimana agar menjaga kesehatannya. Melalui aksi ini pula, Budi berharap bisa mengedukasi dan memotivasi para remaja untuk mengkonsumsi tablet tambah darah.
"Karena sebelumnya mungkin sudah dibagikan tablet tambah darah tapi tidak diminum. Kami berikan pengertian betapa ini sangat berharga dan bermanfaat," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

TNI Sterilkan Lokasi Ledakan Amunisi di Garut dari Masyarakat Sipil
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Long Weekend Waisak, Jumlah Wisatawan di Bantul Meningkat Hampir Dua Kali Lipat
- Tim Saber Pungli Gunungkidul Bakal Pelototi Layanan TPR Wisata Pantai Cegah Kebocoran
- Libur Waisak, Dispar Bantul Tambah Petugas Pemungutan Retribusi di TPR Parangtritis
- Cerita Guru Honorer di Sleman Korban Mafia Tanah, 12 Tahun Perjuangkan Sertifikat Tak Kunjung Dapat
- Kementerian Pekerjaan Umum Mengecek Persiapan Taman Siswa Jadi Sekolah Rakyat
Advertisement