Advertisement

Solusi Penculikan Anak Tak Cukup dengan Pengawasan Ketat Orang Tua, tapi...

Bernadheta Dian Saraswati
Kamis, 02 Februari 2023 - 11:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Solusi Penculikan Anak Tak Cukup dengan Pengawasan Ketat Orang Tua, tapi... Ilustrasi anak-anak. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat Jogja sedang digegerkan dengan informasi kasus penculikan anak. Di sana-sini santer terdengar anak-anak yang hampir menjadi korban penculikan. 

Diberitakan Harianjogja.com sebelumnya beberapa kasus yang terjadi di antaranya di Tajem, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Siswa SDN Tajem diduga nyaris menjadi korban penculikan pada Minggu (29/1/2023) siang. Orang yang dicurigai akan menculik adalah dua laki-laki dengan sepeda motor yang mengaku teman ayah tiga bocah SD.

Advertisement

Kemudian di Mantrijeron, Kota Jogja, seorang bocah berusia sembilan tahun EHP dikabarkan sempat dikejar terduga pelaku penculikan hingga di depan rumahnya. 

Lalu di Kalurahan Margodadi, Kapanewon Seyegan, Sleman, seorang anak juga diduga hendak menjadi korban percobaan penculikan. Walau belum jelas motifnya, dalam kejadian itu seorang yang tak dikenal tiba-tiba memberi permen kepada anak sekolah yang sedang beristirahat dan langsung pergi. Anak tersebut kemudian merasakan pusing. 

Informasi tentang penculikan anak baik yang viral melalui media sosial maupun pemberitaan di media massa belakangan ini membuat orang tua was-was. Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Wahyu Kustiningsih, S.Sos., M.A., menyampaikan kondisi ini tidak hanya membuat para orang tua harus ekstra mengawasi anaknya tetapi juga mengingatkan pentingnya membangun interaksi dan relasi sosial dengan lingkungan sekitar guna mencegah penculikan anak.

Baca juga: Ada 4 Simpang Susun di Tol Jogja-YIA, Ini Titik Lokasi dan Fungsinya!

Hal tersebut perlu dilakukan orang tua selain meningkatkan pengawasan terhadap anak dan membekali dengan pendidikan dasar bagaimana menghadapi orang asing. “Orang tua sebaiknya membangun relasi sosial dengan sekitarnya. Srawung [berinteraksi] ke sekitarnya ini supaya masyarakat sekitar juga tahu ini siapa, anaknya siapa. Dengan begitu lingkungan bisa ikut mengontrol jika ada penyimpangan perilaku sosial termasuk penculikan,” tuturnya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Rabu (1/2/2023). 

Wahyu mengatakan bahwa relasi dan ikatan sosial di masyarakat saat ini memang telah mengalami perubahan. Terlebih dengan hadirnya teknologi yang berkembang dengan begitu pesat yang mengubah cara berpikir dan bekerja. Individualisme juga semakin menguat. Perubahan tersebut lebih banyak terlihat di daerah urban atau perkotaan dengan karakteristik masyarakat yang lebih beragam dan mobilitas tinggi.

“Melihat kasus penculikan di Jakarta yang merupakan wilayah urban, banyak pendatang, ini bisa terjadi karena masyarakatnya tidak aware, karena tidak saling mengenal. Kalau tinggal di desa atau wilayah yang masyarakatnya sangat komunal tentunya akan berbeda,” paparnya.

Wahyu menyebutkan informasi penculikan anak yang diunggah di media sosial yang kian marak di satu sisi memang menyebabkan ketakutan di masyarakat. Namun disisi lain justru menjadi bahan refleksi bagi masyarakat untuk lebih waspada dan meningkatkan kesadaran jika menjaga kemanan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama.

Ia menambahkan sekolah juga memiliki peran dalam pengawasan dan menjamin kemanan anak di lingkungan sekolah. Misalnya menerapkan aturan penjemputan saat pulang, sekolah hanya mengizinkan anak dijemput oleh orang tua atau orang yang sebelumnya sudah dikonfrimasi orang tua untuk melakukan penjemputan. Selain itu juga melengkapi dengan fasilitas kemanan di lingkungan sekolah.

“Soal sekolah ini punya kemanan bagus atau tidak ini masih ada kesenjangan. Karenanya pemerintah perlu memperhatikan hal in, sekolah mana yang membutuhkan bantuan ekstra untuk mengembangkan sistem pendidikan dan kemanan bagi siswa-siswanya,”ucapnya.

Tugas Bersama

Wahyu kembali menekankan bahwa menjaga kemanan anak dari tindak penculikan ini tidak bisa hanya dilakukan oleh orang tua atau lingkup keluarga saja. Namun menjadi tanggungjawab bersama yang melibatkan banyak aktor seperti masyarakat, sekolah, hingga pemerintah.

“Isu penculikan anak ini tidak bisa hanya diserahkan ke keluarga tapi melibatkan semua pihak,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 1 hour ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement