Advertisement

Promo November

Ini Wajah dan Peran Para Pelaku Klitih Titik Nol Jogja

Triyo Handoko
Jum'at, 10 Februari 2023 - 17:47 WIB
Budi Cahyana
Ini Wajah dan Peran Para Pelaku Klitih Titik Nol Jogja Wajah lima pelaku klitih atau kekarasan jalanan di Titik Nol Jogja diperlihatkan di Mapolresta Jogja, Jumat (10/2/2023). - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Enam pelaku klitih di Titik Nol Jogja ditangkap polisi di Banyumas, Jawa Tengah. Wajah lima dari mereka diperlihatkan di Mapolresta Jogja, Jumat (10/2/2023). Peran mereka juga dijabarkan polisi.

Pelaku kekerasan jalanan atau klitih membacok dan menganiaya dua mahasiswa di Titik Nol Jogja, Selasa (7/2/2023) dini hari. Pelaku bekerja sebagai ojol, sopir, pekerja skuter listrik, hingga pelajar.

Advertisement

Dua pelaku bekerja di penyewaan skuter listrik di kawasan Malioboro yaitu FN, 28, warga Cokrodiningratan dan YG, 33, warga Sosromenduran. Dua pelaku lainnya bekerja sebagai driver ojek online atau ojol yaitu TR, 27, warga Pringgokusuman, dan NK, 22, warga Pringgokusuman. Satu pelaku bekerja sebagai sopir yaitu LT, 23, warga Sosromenduran.

Pelaku terakhir masih berstatus pelajar yaitu GN, 17, warga Pringgokusuman. Eksekutor pembacokan celurit adalah LT, yang bekerja jadi sopir.

Dalam pengakuannya saat jumpa pers di Mapolresta Jogja, LT menjelaskan aksinya dengan senjata tajam (sajam) tersebut didasari rasa solidaritas terhadap temannya. “Sebelumnya ditelepon ada teman dikepung di situ [Titik Nol Jogja], rusuh katanya,” jelasnya, Jumat.

LT mengaku memiliki cekurit untuk keamanan pribadinya. “Untuk jaga-jaga saja, dulu belinya,” ujarnya singkat.

LT membacok korban klitih di Titik Nol Jogja sebanyak dua kali. Pertama diarahkan ke helm korban, kedua ke bahu korban.

BACA JUGA: Takut dan Kabur Setelah Viral, Pelaku Klitih Titik Nol Jogja Ditangkap di Banyumas

Kepala Polresta Jogja Kombes Saiful Anwar menjelaskan luka yang ditimbulkan dari sabetan celurit LT ke korban menimbulkan lecet di bahunya. “Pelapor perkara ini adalah korban yang terkena sabetan celurit itu,” jelasnya.

Saiful menyebut penyidik tengah mendalami perkara ini secara saksama dan intensif. “Saat ini dilakukan pemeriksaan intensif oleh Penyidik Unit 1 Jatanras untuk penyidikan lebih lanjut,” katanya.

Lima tersangka diperlihatkan di Mapolresta. Sementara, GN tidak diperlihatkan karena berdasarkan hukum masih tergolong anak-anak.

“Ada 10 barang bukti yang sudah kami sita dari para pelaku ini.”

Saiful menjelaskan barang bukti itu antara lain sebuah celurit, sebuah besi knock, dua sepeda motor yang digunakan pelaku saat beraksi hingga pakaian-pakaian pelaku saat melancarkan aksi kriminalnya. “Pemukulan besi knock pada korban dilakukan GN yang masih di bawah umur,” jelasnya.

GN yang masih berstatus sebagai pelajar juga memukul korban dengan botol bir kosong. “Arah pukulan yang dilakukan pelaku di bawah umur ini ke kepala korban dan ke kendaraannya,” ujarnya.

Keenam pelaku klitih Titik Nol Jogja tersebut, jelas Saiful, disangkakan dengan tindakan penganiayaan sesuai KUHP pasal 170. “Ancaman hukuman maksimalnya tujuh tahun penjara,” katanya.

Setelah menangkap pelaku kekerasan jalanan atau klitih Titik Nol Jogja di Banyumas, Jawa Tengah, Polresta Jogja masih memburu dua orang lagi. Kedua orang ini adalah RV dan AG yang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) Polresta Jogja dan sedang diburu keberadaanya.

Peran RV dan AG dalam aksi kriminal tersebut teridentifikasi sebagai pembonceng NK yang sudah ditangkap polisi. Ketiganya berboncengan dengan sepeda motor Honda Beat dengan peran NK diketahui turut mengeroyok korban dengan menendangnya.

BACA JUGA: Klitih Titik Nol Jogja Coreng Citra Pariwisata, Begini Respons Dispar DIY

Sementara, pelaku dan kekerasan jalanan atau klitih di Titik Nol Jogja memberikan keterangan berbeda tentang penyebab pembacokan pada Selasa dini hari lalu. Pelaku mengaku sempat duel dengan dua korban, sedangkan korban mengaku hanya menegur karena pelaku memotong jalan saat naik motor.

Enam pelaku pembacokan dan penganiayaan sudah ditangkap polisi di Banyumas, Jawa Tengah, seusai kabur karena kasus itu menjadi perbincangan publik. Kepada penyidik Polresta Jogja, salah satu pelaku yang berinisial GN mengaku sempat berkelahi dengan dengan dua korbannya. GN sendirian berhadapan dengan GD, mahasiswa dari Batam, dan RK, mahasiswa dari Mataram. Lantaran kalah jumlah, akhirnya GN kalah dan mengajak teman-temannya untuk balas dendam.

GN dengan GD serta RK terlibat perselisihan di Jalan Malioboro. GN memotong jalan GD dan RK yang sedang berboncengan. Tak terima dipotong jalannya begitu saja, GD dan RK menegur GN. Adu mulut terjadi dari Jalan Malioboro hingga akhirnya sampai Titik Nol terjadi perkelahian.

Perkelahian dimulai saat GN menabrak GD dan RK. Baku hantam dua lawan satu tersebut akhirnya dilerai oleh seseorang di Titik Nol Jogja. GN yang merasa dikeroyok oleh GD dan RK tak terima lalu balik ke rumah dan mengajak teman-temannya untuk balas dendam.

“GN balik ke rumah ambil besi knock lalu ke tongkrongannya di daerah Pringgokusuman mengajak teman-temannya balas dendam. Karena solidaritas, teman-teman GN mau ikut untuk balas dendam tak terima temannya dikeroyok,” ujar Kepala Polresta Jogja Kombes Saiful Anwar.

Saiful menjelaskan GN teridentifikasi karena pengakuan korban menyebut ciri-cirinya. “GN ini pakai jaket warna oranye dan celana panjang warna krem. Dia tak pakai helm,” katanya.

Rombongan GN yang turut aksi balas dendam tersebut berjumlah tujuh orang. Mereka adalah FN, 28, warga Cokrodiningratan dan YG, 33, warga Sosromenduran. Keduanya bekerja di penyewaan skuter listrik Malioboro. Ada juga  TR, 27, warga Pringgokusuman dan NK, 22, warga Pringgokusuman yang bekerja sebagai driver ojek online atau ojol. Kemudian  LT, 23, warga Sosromenduran yang bekerja sebagai sopir. Dua orang lain dalam gerombolan itu adalah AG dan RV, keduanya masih buron.

BACA JUGA: Politikus Senayan Soroti Klitih Titik Nol, Bikin Citra Jogja Tak Aman & Perlu Pengamanan Serius

Sebelumnya, salah satu korban klitih Titik Nol Kilometer Jogja pada Selasa (7/2/2023) dini hari memberikan pengakuan tentang peristiwa yang dia alami.

Korban tersebut minta namanya diinisialkan sebagai GNP, 20. Dia mahasiswa kampus swasta Jogja asal Batam.

Menurut pengakuannya, awal mula penganiayaan yang dialaminya disebabkan pelaku memotong jalan saat naik motor. GNP bersama teman sekelasnya RK yang berasal dari Mataram, NTB, malan itu sedang jalan-jalan di Malioboro.

Saat melintas di Jalan Malioboro, RK yang mendarai motor merasa jalannya dipotonh oleh pelaku yang naik motor dari kanan langsung ke sisi kiri jalan. "Teman saya ini kaget langsung reflek respons, bilang, 'Lah', gitu aja," kata GNP, Rabu (8/2/2023).

GNP dan RK adalah mahasiswa baru yang sedang menempuh semester pertama. "Dari sepanjang Jalan Malioboro itu pelaku mepet-mepet terus, padahal kami enggak ngapa-ngapain, kata-katanya juga kasar, pakai bahasa Jawa. Kami juga kurang paham," jelasnya.

Pelaku yang sendirian waktu itu terus memepet dan akhirnya menabrak dua korban tersebut di Titik Nol Jogja. "Dia ngajak berantem. Meskipun pelaku sendiri, kami enggak mau, penginnya ngobrol baik-baik saja, kami juga enggak salah," ujar GNP.

Pelaku tetap tidak terima lalu meninggalkan Titik Nol Jogja. "Kami istirahat di trotoar situ saja, tapi malah rombongan pelaku ini datang lagi sekitar enam orang. Kalau enggak salah pakai tiga motor," kata korban.

Tak hanya membawa temannya, jelas GNP, dua dari rombongan pelaku juga membawa celurit. "Yang bawa celurit ini bukan pelaku pertama tapi rombongannya yang kedua," ucapnya.

GNP berusaha menarik RK saat itu juga. "Tapi teman saya memang sedikit kena sabetan celurit," katanya.

Pelaku pertama, lanjut GNP, saat itu memakai jaket warna orante. "Kalau plat motor dan rombongan pelaku lain saya sudah enggak kepikiran. Sudah panik, yang penting selamet dulu," jelasnya.

Beberapa orang yang berada di Titik Nol Jogja dan melintasinya kemudian membantunya. "Ya untungnya ada orang lain juga di situ, kami ditenangkan dan dibantu juga," jelas GNP.

GNP dan RK kini sudah beraktivitas normal dan mengikuti perkuliahan.

"Keluarga di rumah sudah dikabari, kalau kami tidak minta banyak, kalau pelakuka mau ditangkap sama polisi pelakunya uga terserah. Yang kami minta, jangan sampai ada kejadian serupa yang juga meresahkan masyarakat," tegasnya.

Kepala Humas Polresta Jogja AKP Timbul Sasana Raharja berpesan kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati apalagi yang melakukan aktivitas malam hari. "Untuk masyarakat tetap hati-hati, jika ada yang mencurigakan bisa lapor segera ke polsek setempat, patroli juga sudah rutin kami lakukan pada malam hari," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement