Advertisement

Januari 2023, BPBD Bantul Gelar 102 Kali Operasi Tangkap Tawon

Jumali
Jum'at, 10 Februari 2023 - 10:37 WIB
Jumali
Januari 2023, BPBD Bantul Gelar 102 Kali Operasi Tangkap Tawon Tawon. - Ist/Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul telah menggelar sebanyak 102 kali operasi tangkap tawon (OTT) selama Januari 2023. Jenis tawon yang jadi sasaran OTT adalah tawon vespa.

BACA JUGA: Januari 2021, BPBD Bantul Gelar OTT di 32 Titik

Advertisement

Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah, mengatakan dari 102 OTT, paling banyak dilakukan di kapanewon Bantul dengan 13 tindakan, Kasihan 9 tindakan dan Sewon sebanyak 7 tindakan. Adapun warga yang tersengat tawon, berdasarkan laporan ke BPBD ada sebanyak 5 orang.

"Tidak ada yang sampai dirawat di rumah sakit. Rata-rata mereka hanya mengalami lebam serta merasa gatal dan nyeri," kata Aka, Jumat (10/2/2023).

Jumlah OTT pada Januari 2023 ini persentasenya lebih dari seperempat dari total 385 OTT yang digelar oleh BPBD Bantul selama 2022. Sementara untuk 2021, BPBD Bantul menggelar OTT sebanyak 368 titik. Adapun pada Januari 2021, BPBD Bantul menggelar OTT sebanyak 32 titik.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Bantul Irawan Kurnianto mengatakan masih banyaknya perkebunan dan kehutanan di Bantul membuat tawon nyaman untuk bersarang baik di rumah warga maupun di pohon-pohon. Padahal, keberadaan tawon sangat membahayakan bagi manusia jika terkena sengatan tawon terutama tawon vespa.

“Kalau tersengat banyak tawon bisa membuat manusia pingsan. Terakhir kami tangani itu di Kapanewon Dlingo ada warga tersengat tawon langsung dievakuasi ke rumah sakit,” katanya.

Irawan mengatakan untuk evakuasi tawon rata-rata dilakukan pada malam hari demi keamanan bagi petugas Damkarmat maupun warga. Selain itu penanganan sarang tawon di malam hari karena tawon sensitif terhadap cahaya sehingga lebih mudah untuk memusnahkannya dengan cara dibakar.

“Penanganan siang hari juga pernah kami lakukan namun harus dengan alat perlindungan diri yang lengkap, karena kalau tidak bisa membahayakan petugas dan warga,” ujarnya.

Menurutnya di Bantul masih banyak sarang tawon karena banyak perkebunan dan hutan lindung. Sebenarnya jika jauh dari pemukiman dan tidak membahayakan warga sarang tawon dibiarkan. Namun yang ditangani rata-rata karena membahayakan warga. Selama ini diakuinya penanganan tawon berdasarkan laporan dari masyarakat. “Ketika masyarakat melapor kita langsung OTT,” ucapnya.

Sejauh ini hampir semua personel damkarmat, kata Irawan, bisa melakukan penanganan atau operasi tangkap tawon. Jumlah petugas sebanyak 92 orang yang tersebar di tujuh pos pemadam kebakaran. Lebih lanjut Irawan mengatakan tahun ini ada rencana peremajaan alat pelindung diri karena laporan bahaya tawon paling banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AHY Bertekad Mempercepat Pemberantasan Mafia Tanah

News
| Selasa, 16 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement