Aptiknas Dorong Pembangunan Budaya Digital Melalui Pertunjukan Seni
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Fase pembangunan transformasi digital diharapkan dapat menyentuh semua lini. Membangun budaya digital menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kerangka kerja literasi digital.
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Teknologi Infomasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) DIY Azzam Muhammad Bayhaqi mengatakan membangun budaya digital bisa dilakukan dengan memanfaatkan bonus demografi dan pemberdayakan masyarakat untuk ikut serta mengembangkan dunia digital. Pertunjukan seni, katanya, dinilai sebagai sarana efektif dalam upaya membangun budaya digital.
Advertisement
“Ada tiga aspek dalam membangun budaya digital. Budaya digital sebenarnya sudah diadopsi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga aspek tersebut ialah partisipasi masyarakat dalam memberikan kontribusi untuk tujuan bersama, perbaikan atau merubah budaya lama menjadi budaya baru yang efisien, efektif, dan cepat, serta aspek manfaat yang sudah ada untuk membentuk hal yang baru,” katanya, Jumat (10/2/2023).
Azzam menambahkan salah satu contoh aplikatif dalam kehidupan sehari-hari ialah belanja kebutuhan sehari-hari yang semakin mudah dilakukan melalui gawai dengan bantuan internet. Berbeda dengan masa dulu ketika masyarakat harus pergi ke toko untuk mencari kebutuhan sehari-hari. Contoh tersebut menunjukkan pola hubungan atau komunikasi yang lebih cepat dan praktis melalui Internet.
“Budaya digital adalah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia,” ujar dia.
Guna memasyarakatkan budaya digital di masyarakat, asosiasi melakukan sinergi antara budaya digital melalui berbagai aktivitas sanggar budaya seperti pagelaran seni tari di wilayah Jogja. Sinergi dilakukan dalam bentuk pementasan Sendratari Ramayana bertema Dewantara Muda Berbudaya di Kapanewon Seyegan Sleman, Sabtu (11/2/2023).
Selain pertunjukan seni, katanya, para pegiat seni dan budaya juga mengikuti workshop pengetahuan dan keterampilan dasar literasi digital.
BACA JUGA: Twitter Blue Resmi Masuk Indonesia, Pelanggan Dikenai Rp120.000 Per Bulan
“Ajang itu akan membantu proses transformasi digital pada masyarakat lokal, terutama pegiat lokal. Budaya digital terbentuk dari hasil pola pikir, perilaku, dan cipta karya manusia. Penerapan budaya digital lebih kepada pola pikir atau mindset masyarakat untuk beradaptasi pada teknologi internet,” imbuhnya.
Azzam berharap melalui sinergi pertunjukan seni dalam membangun budaya digital, masyarakat memiliki kemampuan dalam literasi digital. Ke depan, masyarakat bisa terlibat secara aktif dalam mewujudkan budaya digital yang mengokohkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Di antaranya turut menjadi pejuang anti-hoaks di dunia digital, menjadi netizen yang bijak dalam bermedia sosial, memanfaatkan teknologi informasi dalam setiap kegiatan sanggar budaya, dan lain sebagainya,” ujar Azzam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
Advertisement
Advertisement