Advertisement

Sapi Positif LSD di Sleman Bertambah Lagi Jadi 210 Ekor, Terbanyak di Kapanewon Minggir

Lugas Subarkah
Selasa, 14 Februari 2023 - 17:07 WIB
Arief Junianto
Sapi Positif LSD di Sleman Bertambah Lagi Jadi 210 Ekor, Terbanyak di Kapanewon Minggir Ilustrasi pemeriksaan kesehatan sapi. - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN — Jumlah sapi yang terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) di Sleman terus bertambah. Pada Selasa (14/2/2023), tercatat ada sebanyak 210 kasus, meningkat 100% ketimbang pekan sebelumnya.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, menjelaskan rincian perkembangan LSD di Sleman meliputi total kasus positif sebanyak 210 kasus, dengan suspek 187 ekor sapi dan konfirmasi laboratorium 23 ekor sapi.

Advertisement

Adapun sebaran kasus ada di 14 kapanewon, dengan yang paling banyak adalah Minggir 46 kasus dan Moyudan 45 kasus. Kapanewon lainnya meliputi Berbah empat kasus, Cangkringan 18 kasus, Godean tiga kasus, Kalasan 10 kasus, Mlati tujuh kasus, Ngaglik tiga kasus, Ngemplak satu kasus, Pakem dua kasus, Seyegan 27 kasus, Sleman 29 kasus dan Turi satu kasus.

Dia mengimbau kepada para peternak agar melakukan gerakan gotong royong membersihkan lingkungan kandang agar vektor pembawa virus LSD seperti nyamuk, lalat dan caplak dapat berkurang sehingga LSD bisa terkendali.

BACA JUGA: 2 Ternak Positif LSD, DKPP Bantul Tunggu Kedatangan Vaksin

Dia juga meminta para peternak agar sesegera mungkin melaporkan kepada Puskeswan setempat jika menemukan gejala pada hewan ternaknya. “Bila ternak bergejala LSD, segera laporkan pada Puskeswan terdekat agar bisa diobati,” ujarnya.

Selain pengobatan, upaya untuk mengendalikan LSD di Sleman juga dilakukan dengan vaksinasi. Hingga saat ini, sudah terdistribusi sebanyak 1.284 dosis vaksin kepada para peternak di Sleman. “Kami juga masih menunggu pasokan vaksin [dari Kementerian pertanian],” katanya.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Nawangwulan, mengungkapkan banyaknya kasus di wilayah Minggir dan Moyudan diperkirakan karena di wilayah itu lebih banyak sapi potong daripada sapi perah.

Hal ini berbeda dengan di wilayah Sleman utara yang lebih banyak sapi perah. Kedua jenis peternakan ini menurutnya berpengaruh pada kebersihan kendang. “Sistem pemeliharaan ternak sangat mempengaruhi, seperti kebersihan kandang, pakan,” ujarnya.

Di peternakan sapi perah kebersihan kendang dan kualitas pakan lebih terjaga karena untuk memenuhi produksi susu. Sementara persebaran LSD erat kaitannya dengan kebersihan kendang, sehingga potensinya lebih besar di lingkungan ternak sapi potong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kronologi Speedboat Meledak Tewaskan Cagub Maluku Utara Benny Laos: Sempat Diingatkan Jangan Mengisi BBM Saat Mesin Hidup

News
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Wisata Kesehatan yang Tak Tertandingi di Turki

Wisata
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 00:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement