Advertisement
Peringati Isra Mi'raj dengan Wayang Kulit, Warga Jalakan Padukan Dakwah dan Budaya

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Isra Mikraj di Dusun Jalakan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Pandak tahun ini digelar melalui pergelaran wayang kulit.
Advertisement
Adapun lakon yang dimainkan oleh dalang Ki Hadi Sujiyo dalam pergelaran wayang kulit yang dihelat di halaman Masjid Al Iqrom, Dusun Jalakan, Sabtu (18/2/2023) tersebut adalah Kalimasodo Kajarwo.
Acara tersebut diihadiri oleh Wakil Bupati Bantul, Joko B. Purnomo; Panewu Pandak, Nanang Dwi Atmoko; Lurah Triharjo, Suwardi; serta wakif Masjid Al Iqrom sekaligus penggagas acara, R. Sudarmono.
Wakil Bupati Bantul, Joko B. Purnomo menilai acara peringatan Isra Mikraj yang digelar warga Dusun Jalakan tersebut sangat positif. "Melalui acara seperti ini, saya seperti teringat era Wali Sanga. Budaya dan dakwah keagamaan sejatinya tidak bisa dipisahkan," kata Joko.
Menurut dia, selain sebagai ajang dakwah, pentas wayang kulit yang digelar oleh masyarakat Jalakan tersebut sekaligus menjadi upaya warga untuk melestarikan budaya di tengah arus modernisasi.
BACA JUGA: Bagi Jokowi, Isra Miraj Sarana Memperbaiki Hidup
Oleh sebab itu, dia pun berharap peringatan Isra Mikraj yang digelar dalam bentuk pergelaran wayang kulit tersebut bisa menjadi momentum bagi masyarakat Kalurahan Triharjo untuk memperkuat ukhuah islamiyah. "Diharapkan pembangunan rohaniah pun bisa lebih sempurna. Dengan begitu, kualitas hidup pun bisa lebih diperbaiki," kata dia.
Sementara itu, Ketua Panitia, Subarjo mengakui peringatan Isra Mikraj lewat acara pergelaran wayang kulit adalah yang kali pertama digelar di Jalakan.
Dia menjelaskan, awal mula gagasan menggelar wayang kulit saat peringatan Isra Mikraj tahun ini adalah berasal dari wakif Masjid Al Iqrom, Sudarmono.
"Beliau [Sudarmono] sempat mengusulkan perhelatan wayang kulit dalam peringatan Isra Mikraj tahun ini. Kebetulan takmir masjid juga pengin menggelar pengajian akbar. Jadi ya sudah, ini gayung bersambut," kata Wakil Ketua Badan Musyawarah Kalurahan Triharjo tersebut.
Pemberdayaan Masyarakat
Sementara itu, Kepala Dusun Jalakan, Tri Joko mengakui gelaran wayang kulit tersebut merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat, khususnya kalangan pemuda.
"Karena acara ini [pergelaran wayang kulit] pada dasarnya memang berawal dari tingkat bawah, kemudian disengkuyung bersama. Kami berdayakan semua pemuda di dusun kami," ujar dia.
Tak hanya itu, dia juga berharap pergelaran wayang kulit juga bisa lebih berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.
"Karena dengan adanya wayangan, lebih banyak orang yang datang. Pedagang kuliner juga banyak. Intinya, acara ini digelar oleh masyarakat dan untuk masyarakat juga," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri PU Targetkan 66 Sekolah Rakyat Dapat Diresmikan Prabowo Juli 2025
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Warga Tangkap Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Semin Gunungkidul
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
Advertisement