Advertisement
Produksi Minim, 54% Konsumsi Ikan Warga Bantul Didatangkan dari Luar

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul menegaskan bahwa kebutuhan ikan untuk memenuhi tingkat konsumsi warga Bantul masih sangat kurang.
Sebanyak 54% kebutuhan konsumsi ikan tersebut masih didatangkan dari luar daerah.
Advertisement
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul, Istriyani mengatakan bahwa pasokan ikan yang untuk memenuhi tingkat konsumsi ikan warga Bantul masih kurang.
"Target produksi ikan kami itu sampai sekitar 13.800 ton per tahun. Target itu tercapai [tahun 2022]. Tetapi untuk mencukupi kebutuhan konsumsi ikan warga Bantul masih kurang. Kami baru ada di angka 46 persen untuk memenuhi tingkat konsumsi warga Bantul," kata Istriyani ditemui di Poncosari, Selasa (21/2/2023).
BACA JUGA: Duh, Warga Gunungkidul Masih Enggan Makan Ikan
Jelas Istriyani, 54% sisanya, DKP mendatangkan ikan dari luar Bantul. Menurut dia, hal tersebut dapat menjadi celah untuk meningkatkan produktivitas ikan di Bantul baik dari laut maupun ikan budi daya menggunakan kolam terpal.
"Kekurangannya yang 54 persen itu menjadi peluang dan tantangan untuk peningkatan produksi ikan. Jawaban kami untuk solusi tercepat terkait hal tersebut ada pada upaya tebar tinggi komunitas lele," katanya.
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa pasar ikan lele masih sangat terbuka. "Di DIY ini [pasar ikan lele] 25 ton per hari. Sementara yang bisa kami budi daya dari Bantul sendiri paling maksimal hanya lima ton," kata Halim ditemui di Poncosari pada Selasa (21/2/2023).
Halim mengatakan bahwa budidaya ikan dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan. "Kami sedang mengidentifikasi usaha-usaha rakyat yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penanggulangan kemiskinan diantaranya adalah ternak lele," ucapnya.
Halim memberi contoh dengan budi daya ikan lele di Pokdakan Patil Berkah Jaya di Gunturgeni Poncosari Srandakan Bantul yang telah mempunyai pola budidaya yang mapan karena menggunakan unsur teknologi tepat guna.
"Terbukti teknologi tepat guna tersebut mampu meningkatkan produktivitas ikan lele dengan baik. Jika dilihat, tingkat kematian ikan lele rendah," lanjutnya.
Produktivitas yang bagus, lanjut Halim, membuat pasar tertarik untuk mendatangkan ikan dari Pokdakan Patil Berkah Jaya. "Terbukti dari Pokdakan ini, produktivitas ikan setiap harinya dapat terjual 1 sampai 2 ton. Itu per hari lo," pungkasnya.
Selain budi daya ikan lele, Pemda sedang mengidentifikasi usaha rakyat lain. Dari usaha-usaha rakyat tersebut, nantinya akan dikumpulkan para champion atau pionir mapan yang telah berhasil membudidayakan bermacam ikan. "Nanti para champion ini dengan teknologi tepat guna yang dipunya akan menjadi model usaha rakyat lain," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Israel Habiskan Rp3,2 Triliun Per Hari untuk Cegat Rudal Iran Lewat Iron Dome
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PDIP Kulonprogo Peringati Haul Bung Karno ke-55 dengan Beragam Kegiatan
- Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Diperluas untuk Kebutuhan Konstruksi, Pengerjaan Ruas Prambanan-Purwomartani Dikebut
- Wartawan Jogja dan Polda DIY Jalin Kebersamaan Lewat Fun Minisoccer
- Fenomena Pindah KK Belum Genap Setahun Muncul di SPMB 2025, Ini Kata Disdukcapil Bantul
- Jemaah Haji Kulonprogo Mulai Bergeser dari Makkah ke Madinah
Advertisement
Advertisement