Advertisement
Cegah Penyakit Zoonosis, Dinkes Gunungkidul Bentuk Satgas One Health di Kapanewon

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul serius untuk mengoptimalkan upaya pencegahan penularan penyakit lewat hewan atau zoonosis. Langkah yang dilakukan dengan membentuk satgas one health di setiap kapanewon.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, Satgas One Health sudah dibentuk sejak 2018 lalu. Tugas tim ini untuk menangani masalah penyakit zoonosis seperti antraks, leptospirosis dan lains sebagainya.
Advertisement
Selain di tingkat kabupaten, satgas ini sudah terbentuk di 16 kapanewon. Adapun Kapanewon Nglipar dan Panggang belum memilikinya.
“Masih proses dan mudah-mudahan di kedua kapanewon segera terbentuk satgas ini,” kata Dewi, Rabu (22/2/2023).
Menurut dia, dengan adanya Satgas One Health di tingkat kapanewon, maka upaya penanggulangan penyakit yang ditularkan oleh hewan bisa lebih fokus dan hasilnya dapat lebih optimal.
Baca juga: Terasering Sitegong, Surga Alam dengan Latar Gunung Sumbing
Tugas dari satgas di masing-masing kapanewon melakukan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang penyakit zoonotik. Pemetaan terhadap daerah rawan di masing-masing kapanewon.
“Biar bisa fokus dalam penanangan, maka akan dibentuk di kapanewon. Nantinya, tidak hanya menangani leptospirosis, tapi juga menyasar penyakit yang ditularkan hewan ke manusia lainnya,” ujar Dewi.
Selain membentuk satgas One Health, dinas kesehatan juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya penyakit menular. Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pemahaman terkait dengan penyakit serta cara penanggulangan.
“Paling penting terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta makan makanan bergizi. Jangan lupa rutin berolahraga untuk menjaga kondisi tubuh,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Ery Agustin S mengapresiasi langkah dari Dinas Kesehatan membentuk satgas one health untuk penanggulangan penyakit zoonosis di kapanewon. Ia berharap tim ini tidak hanya sebatas dibentuk, tapi juga memberikan langkah nyata dalam upaya penanggulangan.
“Jangan hanya nama saja, tapi benar-benar bekerja. Tujuannya, untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit yang disebarkan oleh hewan,” katanya.
Ery mengakui sejak beberapa tahun lalu telah ditemukan penyakit zoonosis di Gunungkidul. penyakit ini di antaranya antraks dan leptospirosis.
“Upaya sosisalisasi pencegahan harus dilakukan agar jumlah kasus bisa terus terkendali,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Jakarta Belum Surut, Warga Diingatkan Potensi Ancaman Rob 1-2 Hari ke Depan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Masyarakat Diminta Meneladani Nilai Luhur Ki Demang Cokrodikromo
- Bantul Lakukan Pemasangan Elektrifikasi Pertanian di 101 Titik Lahan
- Tak Hanya Tempat Wisata Religi, Petilasan Gunung Gambar Juga Jadi Sentra Kopi di Gunungkidul
- Penertiban di Pantai Drini: Warga Diberi Waktu hingga 15 Juli Membongkar Mandiri
- Sheila On 7 Bakal Ramaikan JVWF Musicfest 2025 di Lapangan GSP UGM
Advertisement
Advertisement