Advertisement
Waspadai Flu Burung, Ini yang Dilakukan Dinkes Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah untuk mempersiapkan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas).
Laboratorium nantinya digunakan dalam pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek flu burung. Hal ini merespons kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b.
Advertisement
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Jogja, Okto Heru Santosa menyampaikan sejak surat edaran soal kewaspadaan KLB Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b dikeluarkan pada 24 Februari lalu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah fasyankes untuk menambah labkesmas.
"Jangan sampai penyebarluasan virus itu meluas seperti fenomena 2008 silam. Sebenarnya laporan resmi soal transmisi ke manusia kami belum dapat, tetapi soal kewaspadaan tetap harus dilakukan di internal kami," kata Okto, Selasa (28/2/2023).
BACA JUGA: Waspada! Flu Burung Mulai Menginfeksi Manusia
Menurutnya, kasus Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b sifat penularan maupun penyebarannya masih beririsan dengan Covid-19 yang potensi cukup cepat. Penyakit ini pun berpotensi pula menjadi pandemi. Selain persiapan labkesmas, pihaknya mengaku juga telah mempersiapkan alat pelindung diri bagi petugas yang nantinya melakukan pemeriksaan sampel.
"Karena basisnya sama-sama virus dan tidak banyak berbeda dari flu burung yang sempat mewabah. Kewaspadaannya hampir sama dengan sewaktu pandemi meliputi APD dan lain sebagainya," ucap dia.
Selain itu, Dinkes juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan setempat untuk meminta basis data baru maupun pemetaan wilayah berkaitan dengan kewaspadaan terhadap Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b. Okto meminta agar penanganan dan mitigasi dilakukan berdasarkan pola yang diterapkan pada pengendalian kasus flu burung 2008 silam.
"Waktu itu Jogja dibagi ke dalam empat lokus di mana masing-masing lokus itu ada fasyankes pengampu dengan menelusuri dan mengecek kandang maupun peternakan unggas. Kalau dari kami kemungkinan terjelek ya dari sisi faskesyankes, soal pendeteksi dan tindakan sudah ada bagiannya. Konsep soal kesiagaan sudah kami bagikan juga," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bila Terbukti Melakukan Karhutla, Menko Polkam Ancam Cabut Izin Usaha Perusahaan
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Harga Daging Ayam dan Cabai di Sleman Mulai Turun, Telur Masih Tinggi
- Sawah di Ngemplak Pakai Teknologi Gamahumat, Jumlah Bulir Padi Meningkat 62 Persen
- Pengadaan Mobil Dinas Bupati Sleman Masih Tunggu Kesiapan Penyedia
- Keberadaan Perbankan Untuk Dorong Perkembangan UMKM di Kota Jogja
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini Selasa 29 April 2025: Stasiun Tugu, Lempuyangan, Maguwo, Ceper, Srowot, Delanggu hingga Palur
Advertisement
Advertisement