Tahun 2022 Angka Tengkes DIY Turun 0,9%

Advertisement
JOGJA—Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting atau tengkes di DIY menurun 0,9% dari tahun sebelumnya 17,3% menjadi 16,4%.
Pada 2022, angka stunting di Kabupaten Bantul menurun 4,2% dari 19,10% menjadi 14,9%, kemudian Kota Jogja menurun pula 3,3% dari 17,10% menjadi 13,8%, dan Kabupaten Sleman menurun 1% dari 16% menjadi 15%. Sementara, angka stunting di Kabupaten Gunungkidul naik 2,9% dari 20,60% menjadi 23,5%, Kabupaten Kulonprogo naik 0,9% dari 14,90% menjadi 15,8%. Sementara, target penurunan stunting 2024 dipatok dapat mencapai 14%.
Advertisement
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin menyampaikan telah melakukan intervensi hulu untuk mencegah lahirnya bayi tengkes.
Shodiqin menyampaikan BKKBN DIY memiliki Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang akan mendampingi keluarga dengan potensi stunting sekitar 5.000. Satu tim terdiri dari bidan, ketua tim penggerak PKK, dan kader KB.
“Tahun 2023 mereka dilatih secara luring per kecamatan, ada tenaga yang kami beri bekal untuk pelatihan. Harapannya mereka dapat mendampingi keluarga yang berpotensi stunting,” katanya dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2023 bertajuk Intervensi Spesifik dan Peningkatan Gizi bagi keluarga dengan Faktor Risiko Stunting, di Hotel Grand Rohan, Selasa (28/2/2023).
Dia menyampaikan saat ini telah ada aplikasi elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) yang mewajibkan calon pengantin mendaftarkan diri 90 hari sebelum pernikahan. Aplikasi tersebut diharapkan dapat mendeteksi kesehatan calon pengantin sehingga apabila calon pengantin tersebut dinyatakan kurang sehat, maka dapat dilakukan pendampingan oleh TPK di tiap wilayah.
Selain itu, BKKBN DIY juga memiliki program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang bekerjasama dengan TNI/Polri dengan sejumlah pengusaha sebagai donatur. Shodiqin berharap melalui BAAS, jumlah anak stunting di DIY dapat ditekan. “Kalau anak stunting ini didampingi keluarga yang menjadi donatur, maka [stunting] akan tertangani dengan cepat,” katanya.
Selain itu, ada edukasi dan pendampingan terhadap masyarakat terkait pengasuhan seribu hari pertama kehidupan (HPK). Diharapkan melalui edukasi tersebut, dapat mengurangi potensi bayi lahir stunting. Dia berharap agar Program Bangga Kencana dan upaya penurunan stunting dapat diimplementasikan dengan baik oleh semua pihak.
Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan Etty Kumolowati menyampaikan perlu kerjasama yang baik di lingkungan untuk penurunan stunting. “Perlu intervensi spesifik, di luar kesehatan dan kesehatan. Di kesehatan kami fokus pada pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan tumbuh kembang, sektor lain sangat kami butuhkan, [antara lain] penyediaan air bersih,” ucapnya.
Inspektur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono menyampaikan penanganan stunting harus dilakukan secara holistik dengan sinergi dan koordinasi dengan berbagai stakeholder. Dia menyampaikan Rakernas terkait Program Bangga Kencana terlah berlangsung bulan lalu. “Dari Rakerda tersebut akan muncul kebulatan tekad Diharapkan dari Rakernas dan Rakerda ini akan muncul kebulatan tekad untuk menghadapi stunting dari tiap dinas terkait,” katanya.
Untuk dapat mendorong kelancaran pelaksanaan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di daerah, BKKBN DIY telah menganggarkan Pagu Dana Alokasi Khusus (DAK) secara fisik dan non fisik (BOKB) pada tahun anggaran 2023 dengan total Rp32.949.156.000. Jumlah tersebut terbagi atas Kabupaten Sleman tertinggi dengan Rp9.086.880.000, kemudian Kabupaten Bantul Rp7.660.949.000, Kabupaten Gunungkidul Rp.6.785.506.000. Kemudian PAGU DAK untuk Kabupaten Kulonprogo ada Rp. 5.380.254.000, dan untuk Kota Jogja Rp. 4.035.567.000.
Saat ini, menurut Shodiqin, DAK fisik dan non fisik tahun 2023 telah disalurkan ke daerah sebesar Rp32,9 miliar. “Diharapkan dapat terealisasi lebih baik dibanding tahun sebelumnya dalam mendukung kelancaran pelaksanaan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting sebagaimana yang tertuang dalam kontrak kinerja Program Bangga Kencana tahun 2023,” ucapnya.
Atas pencapaiannya terhadap penurunan stunting, DIY menerima penghargaan sebagai Juara I Provinsi Terbaik Tingkat Nasional Kelompok Target Pelayanan KB 10.000-60.000 Akseptor. Selain itu, DIY mendapat Juara I Provinsi Terbaik Tingkat Nasional Total KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)-Kelompok Target Pelayanan KB MKJP 1.500-5.000 akseptor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pelaku Penyebar Hoaks UAS Ditangkap Soal Pulau Rempang, Begini Sosoknya
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Hari Kesaktian Pancasila: PKS DIY Ziarah ke TMP Kusumanegara, Ingatkan Jas Merah
- Mengguncang Kridosono, Jogjarockarta Sukses Bikin Sepultura Manggung Lagi
- Ini Agenda Wisata di Jogja Selama Oktober 2023
- Hari Kontrasepsi Sedunia, Pemkot Jogja Bidik Target 1.554 Keluarga
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah Jogja, Pemkot Membangun 2 TPS3R
Advertisement
Advertisement