Advertisement

Hujan Deras Berhari-hari, Produktivitas Kedelai di Bantul Drop hingga 450 Ton

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 03 Maret 2023 - 16:27 WIB
Arief Junianto
Hujan Deras Berhari-hari, Produktivitas Kedelai di Bantul Drop hingga 450 Ton Ilustrasi panen kedelai. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL — Produktivitas kedelai di Kabupaten Bantul selama triwulan awal tahun ini menurun hingga 450 ton. Penurunan tersebut diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan merata.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo mengatakan bahwa hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan sebagian warga tidak berani menanam kedelai.

Advertisement

“Terus terang saja produktivitas kedelai menurun terus karena faktor hujan. Kalau hujan kan petani tidak berani menanam kedelai. Ya gimana lagi intensitas hujan tinggi sekali,” kata Joko, Jumat (3/3/2023).

Kepala Bidang Penyuluhan Produksi dan Pengembangan Usaha Pertanian (P3U) DKPP Bantul, Imawan Eko Handriyanto membenarkan bahwa terjadi penurunan produktivitas kedelai. “Luas tanam kedelai menurun. Di lihat dari sisi lahan itu menurun 300 hektar. Jadi kalau dijadikan satuan ton berarti produktivitas kedelai menurun sekitar 450 ton,” kata Imawan dihubungi pada Jumat (3/3/2023).

BACA JUGA: Banyak Petani Enggan Menanam Kedelai, Ini Alasannya

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP), Agus Sulistiyanta mengatakan bahwa dinasnya kini tengah berusaha memaksimalkan Sistem Resi Gudang (SRG) guna pengendalian harga kedelai.

“Kedelai ini jadi komoditas yang sangat kami dorong melalui SRG, karena kedelai sudah ada pasar khususnya. Beberapa hari lalu, kami sudah menawarkan [kedelai] ke Kabupaten Wonosobo. Ternyata di sana menyambut baik [tawaran kami],” kata Agus ditemui di Kalurahan Panggungharjo, Jumat (3/3/2023).

Mendasarkan pada hal tersebut, nantinya akan ada perjanjian kerja sama (PKS) antara Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Wonosobo untuk komoditas kedelai. Sebelumnya, DKUKMPP telah memperpanjang PKS dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Pandak, Tani Harjo.

“PKS yang telah kami lakukan dengan KUD Pandak, Tani Harjo. Itu kami perpanjang lagi PKSnya, karena Tani Harjo dianggap mempunyai aset yang mencukupi dan bisa mengelola itu,” katanya.

Agus kembali menegaskan bahwa keberadaan SRG sangat penting dalam mengendalikan dan mengangkat harga kedelai. Katanya, harga kedelai sempat menyentuh harga Rp6.000. “Setelah ada bimbingan, mulai dari cara menanam, lalu produksinya juga bagus, kemudian optimal produksinya, tentu akan mempunyai nilai produksi yang tinggi. Sekarang itu rata-rata untuk kedelai sudah bisa dibeli Rp11.000 per kilogram,” ucap dia.

Petani kedelai, kata dia, akan diuntungkan dengan adanya SRG tersebut karena selain untuk menampung komoditas juga mengangkat harga. Dengan begitu, Agus mendorong agar para petani ikut menyimpan komoditasnya melalui SRG. Tidak hanya kedelai, SRG juga digunakan untuk menyimpan komoditas padi dan jagung.

“Target-target penanaman kedelai ini kami terung dorong tidak hanya di lahan produktif, namun juga lahan kritis seperti di lereng-lereng gunung di Seloharjo atau Selopamioro dan sebagainya. Karena itu para petani silakan bergabung dengan SRG, tidak ada syarat khusus, yang jelas memiliki komoditas seperti kedelai, gabah, atau jagung,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement