Advertisement
Ratusan Remaja Putri di Bantul Menderita Anemia

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul merilis data hasil pemeriksaan hemoglobin (HB) tahun 2022 terhadap 700 remaja putri di Bantul. Hasilnya, Dinkes menemukan 29% dari jumlah tersebut atau 203 orang menderita anemia.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Bantul Siti Marlina mengatakan pemeriksaan dilakukan di tujuh SMP di Bantul.
Advertisement
“Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan pada tahun 2022 pada tujuh SMP di Bantul. Ada 700 remaja putri yang kami periksa. Dari situ, 29% diantaranya menderita anemia,” kata Marlina, Sabtu (4/3/2023).
Mengacu pada situasi tersebut, guna mengatasi anemia, Marlina mengatakan Dinkes Bantul memberikan tablet penambah darah melalui program Sepekan atau Sekolah Peduli Kasus Anemia. Menurutnya, remaja putri menjadi perhatian utama karena akan menjadi calon ibu.
“Remaja Putri jadi prioritas karena mereka mau jadi calon ibu. Dengan begitu kami mempersiapkan remaja putri dalam kondisi kesehatan yang optimal saat menjadi calon pengantin sehingga saat hamil sehat, bayinya juga sehat dan mengurangi risiko terjadinya stunting. Terlebih, remaja putri juga rentan terkena anemia karena mengalami siklus menstruasi tiap bulan,” katanya.
Marlina menjelaskan program distribusi tablet penambah darah untuk para remaja putri di Bantul telah berjalan lama. Hanya saja, program tersebut sempat terhenti ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia utamanya Kabupaten Bantul.
“Program Sepekan ini dilakukan dengan memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri yang dilakukan tiap pekan di sekolah-sekolah di Bantul,” ucapnya.
Lebih jauh, Marlina juga menyoroti praktik diet ketat pada remaja putri yang tidak sehat dan seimbang. Selain anemia, persoalan lain seperti stunting juga muncul dari diet ketat tersebut. Marlina menegaskan agar para remaja putri untuk melakukan diet secara seimbang.
Dia berharap, selain peran dari dinkes, sekolah-sekolah juga harus berkomitmen untuk aktif memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri. Tidak hanya itu, sekolah juga harus menggiatkan kegiatan-kegiatan kaitannya dengan pemenuhan gizi anak, mengingat banyak remaja putri mengalami anemia di Bantul.
“Komitmen dari sekolah perlu ditingkatkan, dalam arti pemanfaatan untuk minum tablet tambah darah harus dilakukan secara bersamaan di sekolah dengan aksi bergizinya. Kami mendorong terus seperti itu," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Cerobong Asap di Atap Kapel Sistina Masih Berwarna Hitam, Tanda Paus Baru Belum Terpilih di Hari Pertama Konklaf
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Tingkatkan Serapan Produk Lokal, Disperindag Sleman Gelar Gebyar Potensi Unggulan Daerah
- Pelaku Mafia Tanah dengan Korban Mbah Tupon dan Bryan Bayar BPHTB ke Pemkab Bantul
- Pemkab Bantul Fasilitasi Legalitas Koperasi Merah Putih di Wilayahnya
- Mafia Tanah di Kasus Bryan Bantul Lebih Ekstrem, Diduga Ada Pemalsuan Tanda Tangan
- Dugaan Kebocoran Soal ASPD Matematika di SMPN 10 Kota Jogja, Begini Pengakuan Kepala Sekolah
Advertisement