Advertisement
Sering Longsor, Pemkab Gunungkidul Akan Bangun Selter Pengungsian di Gedangsari

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pekerjaan Umum Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul berencana membangun selter pengungsian di Kalurahan Serut, Gedangsari. Total anggaran pembangunan mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Bidang Perumahan, DPUPRKP Gunungkdiul, Nur Giyanto mengatakan, Kalurahan Serut merupakan salah satu lokasi rawan longsor saat musim hujan. Selama ini, banyak warga yang mengungsi akibat terjadinya longsor.
Advertisement
“Dikarenakan masalah ini, maka pemkab berinsiatif membangun shelter untuk penampungan sebagai tempat mengungsi sementara waktu,” kata Giyanto saat dihubungi wartawan, Rabu (15/3/2023).
Menurut dia, pembangunan masih dalam tahap perencanaan. Pasalnya, hingga sekarang masih mencari lokasi yang representatif guna dibangun posko pengungsian.
“Tempat pastinya masih rahasia. Ini untuk menghindari adanya spekulan tanah. Yang jelas, sudah ada alokasi untuk pembebasan yang rencananya dilakukan bersamaan dengan tempat relokasi di Dusun Blembem, Candirejo, Semin,” ungkapnya.
Baca juga: Negara Ini Punya Kuliner Unik Telur Hitam, Diyakini Memperpanjang Usia
Selain untuk pembebasan, pemkab juga mengalokasikan anggaran pembangunan. Total pagu yang disediakan mencapai Rp171,7 juta. “Pagu ini hanya untuk pembangunan. Sedangkan pembebasannya ada alokasi tersendiri,” katanya Giyanto.
Diharapkan proses pembebasan dapat berjalan dengan lancar sehingga pembangunan bisa selesai sebelum akhir tahun 2023. Menurut dia, untuk bangunan shelter lebih mirip dengan balai dusun yang berupa bangunan los tanpa sekat sehingga dapat menampung banyak orang.
“Luasan bangunan shelter sekitar 6x15 meter. Sedangkan untuk tanahnya bisa menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, mayoritas wilayah di Gedangsari merupakan daerah rawan longsor. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis yang didominsasi perbukitan sehingga saat terjadi musim hujan potensi musibah longsor akan semakin tinggi.
“Upaya mitigasi terus dilakukan agar dampak dari longsor bisa ditekan sekecil mungkin,” katanya.
Sumadi mencatat sejak awal 2023 hingga sekarang sudah ada 154 kejadian longsor. Adapun titik longsor terbanyak berada di Kapanewon Gedangsari dengan jumlah 56 lokasi. Sedangkan sisanya, 30 titik di Kapanewon Ponjong; 19 titik di Kapanewon Patuk dan Kapanewon Semin ada 16 titik .
“Sisanya tersebar di sejumlah kapanewon seperti Nglipar, Ngawen, Rongkop, Purwosari dan lainnya. Meski demikian, dari seratusan peristiwa longsor ini dipastikan tidak sampai menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

LKPP: Kementerian Lembaga Wajib Gunakan Produk Lokal TKDN 40 Persen
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Angkat Konsep TerraDam, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Riset Aktuaria Internasional 2025
- Bencana Hidrometeorologi: Ada 36 Titik Lokasi Terdampak di Sleman, 3 Orang Luka
- Ini Jadwal SPMB 2025 SMA/SMK Negeri DIY, Ada Pendaftaran Gelombang 1 dan Gelombang 2
- Dimas Diajeng Sleman 2025, Mahasiswa UNY dan UGM Jadi Pemenang
- Gudang CV Keiros di Bantul Terbakar, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar
Advertisement