Advertisement

Komunitas Ini Gencar Tanamkan Kecintaan Anak pada Bumi

Sirojul Khafid
Minggu, 26 Maret 2023 - 17:47 WIB
Arief Junianto
Komunitas Ini Gencar Tanamkan Kecintaan Anak pada Bumi Komunitas Anak Cinta Bumi Jogja berfoto bersama anak-anak. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Mengelola sampah dengan baik saja tak cukup untuk menjaga kelestarian lingkungan. Diperlukan keteguhan sikap untuk menjaga agar komitmen itu tetap diterapkan, salah satunya adalah lewat generasi penerus bangsa. Di sinilah komunitas Anak Cinta Bumi Jogja menyadarinya.

Orang tua perlu berusaha sebisanya dalam mengelola sampah, tetapi jangan lupakan bahwa anak-anak pun punya potensi besar melakukan perubahan. Memutus pemahaman yang keliru dalam mengelola sampah untuk menjaga semesta jangan terulang pada anak-anak.

Advertisement

Keberhasilan kita saat ini, bisa jadi merupakan buah dari pembelajaran dan pendampingan orang tua. Tentu tanpa mengesampingkan perjuangan dan kerja keras kita sendiri juga.

Namun ada juga yang mengatakan, keberhasilan kita yang sesungguhnya justru bisa tercermin pada anak kita. Sukses seorang diri lebih mudah, daripada sukses bersama dengan menanamkan prinsip itu pada anak.

Dalam banyak hal, anak seringkali menjadi lumbung harapan. Segala jenis pendidikan, pendampingan, sampai penanaman prinsip hidup pada anak harusnya menjadi yang utama. Penanaman biji-biji kebaikan sejak dini menentukan buahnya saat dewasa.

Tampaknya ini yang coba dilakukan komunitas Anak Cinta Bumi Jogja. Semua berawal dari sebuah grup belajar zero waste yang diselenggarakan secara daring pada 2018.

Acara berskala nasional ini mengupas tuntas pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Dari yang umum seperti memilah dan mengolah, sampai upaya cegah yang justru banyak dilewati. Padahal ini adalah upaya menghindari produksi sampah itu sendiri.

Awal mula kelas ini ada, sebagian pesertanya berasal dari workshop menulis yang mengundang DK Wardhani (pendiri kelas belajar zero waste) sebagai narasumber. Di kelas-kelas angkatan setelahnya, peserta datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Untuk mempermudah pergerakan di daerah masing-masing, alumni kelas belajar zero waste, membuat grup regional untuk komunikasi dan koordinasi.

Anggota bagian humas Komunitas Anak Cinta Bumi, Shalina Nur Hanna, mengatakan salah satu karya bersama teman-teman Jogja adalah membentuk komunitas pada 2019.

Anak-anak berfoto bersama di sela-sela kegiatan Anak Cinta Bumi Jogja./Istimewa

Komunitas Anak Cinta Bumi Jogja dibentuk dengan tujuan memberikan pendidikan lingkungan untuk anak. Lantaran untuk anak, maka caranya perlu menyenangkan sekaligus mengasah kepekaan anak terhadap lingkungan di sekitarnya.

“Meski nama komunitasnya Anak Cinta Bumi Jogja, yang tidak kalah penting, ini sebagai upaya merangkul orang tuanya, tapi masuk melalui anak-anak,” kata Shalina, Sabtu (11/3).

Saat anak-anak berkegiatan, maka orang tuanya kadang bisa ikut mendampingi. Tidak hanya menonton, secara tidak langsung, orang tuanya juga mendapat ilmu bahkan ikut terlibat aktif dalam kegiatan. Meski dalam pelaksanaannya, anak menjadi fokus utama kegiatannya.

Permainan

Cerita dan permainan menjadi unsur penting dalam menyebarkan kecintaan anak-anak pada alam. Ada salah satu kegiatan komunitas Anak Cinta Bumi Jogja bernama Petualangan Menyelamatkan Bumi. Dengan berbekal peta, anak-anak dibagi kelompok, berjalan menjawab teka-teki melalui rute yang tertera pada peta.

Melalui kegiatan ini, anak diajak memahami pentingnya berlaku ramah pada alam. Saat ini sudah terlalu banyak pencemaran, entah karena sampah atau lainnya, yang membuat Bumi sedang tidak baik-baik saja.

Adapula kegiatan lain Anak Cinta Bumi Jogja yaitu Dunia Sedotan. Berbalut cerita yang sederhana, anak akan berkenalan dengan seluk beluk sedotan plastik. Dari proses produksi, pemakaian, sampai ketika menjadi sampah. Pengelolaan sedotan yang tidak benar bisa menyakiti hewan di laut dan menimbulkan pencemaran di belahan bumi yang lain.

“Kami berikan cerita misal sedotan tidak dikelola dengan baik bisa menyakiti hewan. Misal dimasukin ke bank sampah masuk dalam kategori apa?” kata Shalina, perempuan berumur 35 tahun.

Kegiatan Anak Cinta Bumi Jogja tidak melulu terkait langsung dengan sampah, kegiatan lain yang pernah terselenggara dan berkolaborasi dengan komunitas lain yaitu Festival Ular.

Untuk kegiatan ini, mereka berkolaborasi dengan komunitas Sioux. Kegiatan ini mengajak anak berkenalan dengan ular sebagai sesama makluk hidup, yang juga bagian dari alam. Saat anak bersenang-senang dengan permainan dan cerita, orang tua juga bisa bergabung atau memiliki kegiatan sendiri.

Tidak ada waktu rutin dalam mengadakan kegiatan. Tidak ada target sepekan atau sebulan sekali Anak Cinta Bumi Jogja harus mengadakan acara. Bisa saja kegiatan terpikir secara spontan dan berlangsung dalam beberapa minggu setelahnya.

Tidak adanya aturan yang kaku atau rigid agar para anggota bisa nyaman. “Sedari awal teman-teman member belajar zero waste yang di Jogja itu mayoritas ibu-ibu, yang juga punya amanah di tempat lain, jadi kami sama-sama memberi ruang,” katanya.

Seperti penekanan di awal, meski ini untuk anak-anak, orang tua juga menjadi bagiannya. Sehingga kegiatan Anak Cinta Bumi Jogja harapannya bisa menjadi pengisi daya energi saat anggotanya sedang butuh berkegiatan bersama.

Dengan begitu, pelaksanaan perlu memperhatikan waktu dan kesibukan anggotanya. Tidak hanya pembelajaran dari acara, tetapi juga ada unsur kebahagiaan. Dengan tidak ada paksaan atau target, maka dalam setiap kegiatan, semua anggota bisa mengisi energi positif dari alam, atau antar anggota.

Lingkungan komunitas atau keluarga yang menyenangkan bisa berdampak pada tumbuh kembang anak. Sedari kecil, anak sudah memiliki benih-benih kemuliaan dan kebaikan hati. Orang tua, serta juga lingkungan sekitar hanya perlu memupuk dan merawatnya. Hingga suatu ketika, dia akan tumbuh dewasa dan memberi manfaat untuk semesta.

TENTANG KOMUNITAS

Nama komunitas:

Anak Cinta Bumi Jogja

Bidang kegiatan:

Anak dan lingkungan

Tahun berdiri:

2019

Instagram:

anakcintabumijogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement