Advertisement
Wisata Solo Belakangan Moncer, Pemda Minta Tidak Disaingkan dengan Jogja Tapi...
![Wisata Solo Belakangan Moncer, Pemda Minta Tidak Disaingkan dengan Jogja Tapi...](https://img.harianjogja.com/posts/2023/03/29/1130603/tulisan-fenomenal-jogja.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Pariwisata di wilayah Solo dan Jogja dinilai dapat saling melengkapi. Hal itu diutarakan Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, merespons mulai menggeliatnya pariwisata di Solo, belakangan ini.
Kedua daerah tersebut menurut Singgih memiliki potensi pariwisatanya masing-masing, sehingga tidak dapat dijadikan kompetitor satu sama lain. "Yang ada Jogja tidak mesti ada di Solo, maka Ini jadi kelebihan kita,” katanya, Rabu (29/3/2023).
Advertisement
Menurut Singgih, kawasan Jogja dan Solo berada di kawasan Destinasi Super Prioritas (DSP) Candi Borobudur, sehingga kedua kawasan tersebut harus saling melengkapi.
“Satu kawasan di Destinasi Super Prioritas [DSP] Borobudur menjadi bagian yang perlu kita rawat bersama, jadi konsepnya seperti itu. Sebuah kawasan bersama-sama, terintegrasi,” ujarnya.
BACA JUGA: Siap-Siap Daftar! Pemkab Bantul Ajukan 500 Formasi untuk Penerimaan ASN Tahun Ini
Sebelumnya, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Kemaritiman Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Septriana Tangkary, dalam Seminar Genposting: Promosi Wisata Unggulan DIY, Sukseskan Program Bangga Berwisata di Indonesia, di The Alana Yogyakarta, Jumat (17/3/2023) lalu menyatakan Jogja masih perlu bebenah dalam beberapa hal terkait pariwisatanya.
“DIY masih perlu meningkatkan kembali promosi wisata di daerahnya dengan mengembangkan potensi wisata yang ada, meningkatkan kesan yang baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga length of stay lebih panjang dan quality of spending semakin tinggi,” katanya.
Dengan demikian, wisatawan bisa merasa puas berwisata di Jogja dan berkeinginan kembali lagi untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat setempat. Hal ini sejalan dengan target wisata 2024 yakni nilai tambah pariwisata atau quality tourism experience.
Hal tersebut harus didukung dengan kesiapan destinasi industri dan masyarakat, kapasitas sumber daya manusia (SDM), daya dukung lingkungan dan citra pariwisata yang berdaya saing nusantara. “Pemerintah mengembangkan program Bangga Berwisata di Indonesia, sebagai gerakan untuk mendorong minat masyarakat untuk berwisata di dalam negeri,” ungkapnya.
Program ini berdampingan dengan program Bangga Buatan Indonesia. Kedua program ini diharapkan dapat mendorong mobilitas wisatawan Nusantara dengan target 1,4 miliar pergerakan wisatawan dan menumbuhkan sentra ekonomi kreatif di setiap destinasi wisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182734/palestina-hancur.jpg)
Jerman Bantah Netanyahu yang Menyebut Tak Ada Korban Sipil di Rafah
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 26 Juli, Update Jalan Tol Jogja, Kasus Mafia TKD hingga Festival Layang-layang 2024
- Bawaslu Kulonprogo Ajak IKIP PGRI Wates Jadi Pengawas Partisipatif Pilkada 2024
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
- Sebuah Gudang di Bantul Terbakar, Kerugian Materiil Capai Puluhan Juta
- Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
Advertisement
Advertisement