Pembangunan Jalan di Kedung Kandang Tak Ganggu Revalidasi Geopark
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Dinas Pariwisata Gunungkidul optimitis pembangunan jalan di sekitar Air Terjun Kedung Kandang, Kalurahan Nglanggeran tidak berpengaruh terhadap revalidasi Geopark Gunungsewu. Pasalnya, destinasi ini tidak masuk dalam situs warisan geologi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan, revalidasi kepesertaan UNESCO Global Geopark (UGG) Gunungsewu dilaksanakan di tahun ini. Penilaian ulang kepesertaan dilakukan setiap empat tahun sekali.
Advertisement
“Status UGG diraih 2015 lalu dan sudah direvalidasi di 2019. Setelah empat tahun maka direvalidasi lagi,” kata Hary kepada wartawan, Kamis (13/4/2023).
Menurut dia, tahapan sudah dalam tahap pravalidasi dengan melibatkan tim dari Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI). Di tahap persiapan ini, tim ini melakukan pengecekan ke geosite yang ada sebagai bahan untuk validasi oleh tim dari UNESCO.
“Sudah dimulai Selasa di Pacitan. Rabu di Wonogiri dan Kamis di Gunungkidul,” katanya.
Disinggung mengenai pembangunan jalan di wisata air terjun Kedung Kandang bakal menghalangi status geopark Gunungsewu, Hary memastikan tidak ada masalah. Dia menyebut keberadaan destinasi wisata itu bukan menjadi bagian dari situs geologi karena berdasarkan ketetapan Kementerian ESDM, di kawasan Nglanggeran hanya di Gunung Api Purba.
Adapun Air Terjun Kedungkandang, lanjut dia, hanya menjadi bagian dari pengembangan desa wisata Nglanggeran. “Potensi wisata itu dibuka untuk mendukung situs Gunung Api Purba Nglanggeran,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup ini.
Terkait dengan keberlangsungan destinasi wisata Kedung Kandang, Hary mengakui masih melihat progres dari pembangunan jalan baru Gunungkidul-Sleman. Selain itu, meski tidak bisa lagi dikembalikan seperti sebelum pembangunan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pengembangan wisata yang baru.
“Terasiring persawahan yang menjadi andalan juga masih ada. Rencananya, juga ada jembatan yang jadi ikon baru sehingga bisa dipadukan. Tapi, untuk konsepnya harus dikaji lebih mendalam,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran, Mursidi mengatakan, Air Terjun Kedung Kandang merupakan salah satu destinasi wisata di Nglanggeran, selain di kawasan Gunung Api Purba. Untuk tingkat kunjungan cukup ramai saat musim hujan.
“Air terjun ini [Kedungkadang] merupakan musiman karena akan terlihat bagus saat musim penghujang dengan debit air yang melimpah,” kata Mursidi.
Meski demikian, dengan adanya pembangunan jalan baru membuat air terjun jadi menghilang. Hal ini pun berdampak terhadap kunjungan karena ia mengakui banyak wisatawan, khususnya turis asing yang kecele karena gagal melihat air terjun.
“Sehari ada satu atau dua wisatawan asing datang ke Kedungkandang, tapi yang dilihat hanya pengerjaan jalan,” ungkapnya.
Dampak dari pembangunan tersebut, sambung Mursidi, pengelola memilih menonaktifkan sebagai destiniasi wisata. “Kedung Kandang jadi salah satu daya tarik wisatawan, tapi karena ada pengerjaan jalan baru maka kami off kan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dampak Kenaikan PPN 12 Persen bagi UMKM Menurut Pengamat Ekonomi UMY
- HUT Gembira Loka ke-71, Ribuan Peserta Ikuti GembiRun Loka
- Warga Diingatkan untuk Melawan Politik Uang di Pilkada Sleman
- Pabrik Es Portable Senilai 1,5 Miliar di Girikarto Akan Diuji Coba Pekan Depan
- Pemkot jogja Optimalkan Lahan Sempit untuk Genjot Produksi Ikan Lele
Advertisement
Advertisement