Jogja Tak Seramai Libur Lebaran Tahun Lalu, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kunjungan wisatawan kini tersebar di berbagai wilayah DIY. Pusat kota pun tampak tidak seramai libur Lebaran tahun lalu.
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyebut penyebaran kunjungan wisatawan dipengaruhi dua hal. Pertama, periode libur Lebaran yang lebih panjang. Kedua, pilihan objek wisata yang lebih beragam di kabupaten dan kota.
Advertisement
Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto, mengatakan kunjungan wisatawan tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan. Meski belum menghitung jumlah pastinya, dia memperkirakan jumlah kunjungan tidak akan terlalu beda dengan tahun sebelumnya.
“Secara jumlah memang tidak terlalu berbeda dengan tahun lalu, tetapi kalau dari perkiraan target pemerintah memang belum sesuai. Periode libur Lebaran sekarang panjang sehingga terkesan tidak seramai tahun lalu,” ucapnya, Rabu (26/4).
Jumlah wisatawan di DIY tahun lalu di kisaran lima juta pengunjung, dan tahun ini diperkirakan bisa mencapai tujuh juta. “Tahun lalu sekitar lima juta wisatawan kurang lebih, range-nya naik turun di sekitar itu. Sekarang terlihat lebih sepi karena kepadatan terurai, terpecah di masing-masing kabupaten dan kota,” ujarnya.
Menurutnya, terurainya wisatawan adalah dampak dari perbaikan infrastruktur, manajemen lalu lintas, dan lainnya.
“Sebenarnya kapasitas Jogja bisa dimaksimalkan, bisa dilihat dari beberapa kemajuan infrastruktur dan amenities. Di Gunungkidul sudah ada hotel bintang empat, di Kulonprogo juga. Kemajuan homestay juga. Harapannya memang benar-benar bisa mendorong dan memaksimalkan daya tampung wisatawan di DIY,” katanya.
Meski Kota Jogja terlihat tidak seramai libur Lebaran tahun lalu, target kunjungan wisata tahun ini sudah tercapai hanya dalam waktu empat bulan. Pada 2023, Kota Jogja menargetkan 2 juta wisatawan dan target itu sudah terpenuhi di akhir April ini. Libur Lebaran 2023 dinilai mejadi faktor kunci terpenuhinya jumlah kunjungan wisatawan selama setahun penuh hanya di empat bulan pertama 2023. Problem yang belum dipecahkan adalah wisatawan belum terlalu lama menghabiskan waktu di Kota Jogja.
“Kami akan revisi target, akan kami tingkatkan. Kami juga masih punya PR [pekerjaan rumah] terkait lama tinggal wisatawan,” kata Kepala Dinpar Jogja, Wahyu Hendratmoko.
Penyebaran kunjungan wisatawan terlihat dari perbandingan keramaian di wilayah luar Kota Jogja. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan, meski libur Lebaran telah selesai pada Selasa (15/4), kunjungan wisata ke kawasan pantai masih ramai. “Target kami ada 185.000 pengunjung ke Gunungkidul. hingga Rabu pagi sudah tercapai 113.084 orang,” katanya.
Kunjungan sebanyak 113.084 orang ini mampu menambah pendapatan asli daerah sebanyak Rp851,3 juta. Menurut dia, masih ada waktu lima hari agar target itu terpenuhi. “Ini masih berlangsung. Jadi, rekap total kunjungan pada 30 April mendatang. Target kami ada penambahan PAD dari retribusi wisata sebesar Rp1,35 miliar. Mudah-mudahan dengan penghitungan liburan yang berakhir 30 April mendatang bisa terlampaui,” katanya.
Dia mengatakan Gunungkidul pada libur Lebaran tahun ini lebih ramai ketimbang 2022. Hary menyebut tahun lalu kunjungan hanya sekitar 150.000 orang selama periode Lebaran.
BACA JUGA: Viral Antrean Kopi Klotok Mengular Puluhan Meter, Warganet: Demi Lodeh
Tak hanya pusat kota di DIY saja yang terlihat lebih sepi wisatawan dibandingkan dengan tahun lalu. Hotel-hotel pun terkesan kurang ramai.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan pada periode H-2 sampai H+3 Lebaran tahun lalu hunian hotel mencapai 75%, sedangkan tahun ini hanya 50%.
Pada H+4, okupansi meningkat menjadi 75%. Peningkatan drastis terlihat di DIY wilayah tengah dan utara dengan tingkat hunian hingga 90%.
“Ada penurunan dibandingkan tahun lalu. Kami baru menganalisis penyebabnya. Pergeseran pilihan belum bisa kami pastikan,” ucapnya, Rabu.
Jika ada wisatawan yang menilai harga hotel di DIY mahal-mahal, menurutnya itu karena mereka hanya melihat harga secara online, belum datang langsung ke hotel. “Ada beberapa pilihan harga kamar tergantung dari kelasnya. Kami sudah sepakat harga publish rate lama [sebelum pandemi]," katanya.
Di saat hotel di Jogja tak penuh, beberapa hotel di Solo mencatat okupansi hingga 100%.
Penanggung Jawab Humas PHRI Surakarta dan General Manager The Alana Hotel and Convention Center Solo, Sistho A Sreshtho, mengatakan saat Ramadan, okupansi hotel di Solo mencapai 40%-45% dan Lebaran meningkat hingga di 90%-95%, bahkan ada yang 100%.
BACA JUGA: Lebaran 2023, Kunjungan Pelancong ke Dlingo Bantul Turun
Okupansi hotel di Solo yang lebih baik daripada Jogja menurutnya bisa jadi karena beberapa objek wisata baru dibuka di Solo. Dia mencontohkan wisata di Mangkunegaran, Solo Safari, hingga Masjid Raya Sheikh Zayed yang baru diresmikan. Jogja dan Solo juga terkoneksi KRL. Penumpang KRL pada libur Lebaran tahun ini cukup ramai.
“[KRL] pasti akan membawa dampak, tidak mungkin tidak. Namun kami belum pelajari secara khusus dampak KRL terhadap okupansi hotel di Jogja dan Solo,” katanya.
Meski hotel di Solo menikmati kunjungan yang lebih tinggi daripada hotel di Jogja, okupansi tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu. “Solo dan Jogja ada penurunan dibandingkan tahun lalu dan ini masih kami analisis. Apakah karena libur panjang sehingga pemudik punya kesempatan pulang lebih awal, ataukah mungkin euforia Lebaran sudah tahun lalu. Jadi tahun lalu puncak-puncaknya, tahun ini kembali normal,” ujar dia.
Penyebab lain adalah, sistem manajemen rekayasa lalu lintas yang baik membuat masyarakat merasa perjalanan lebih lancar, sehingga tidak perlu menginap di hotel.
Penyumbang Bahan: Anisatul Umah, Triyo Handoko, & David Kurniawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 21 November 2024, Mary Jane hingga Jogja Planning Gallery
- Tabrakan dengan Truk Boks di Jalan Tempel-Turi, Pengendara Motor Meninggal di Lokasi Kejadian
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
Advertisement
Advertisement