Advertisement
90 Warga Kulonprogo Jadi Buruh Migran, Ini Negara yang Jadi Tujuan Favorit

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Sebanyak 90 warga Kulonprogo menjadi pekerja migran sepanjang 2022. Dari jumlah tersebut, mayoritas menjadikan Malaysia jadi tujuan kerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Nur Wahyudi mengatakan bahwa jumlah tersebut dipandang sebagai hal yang positif.
“Jumlah pekerja migran asal Kulonprogo 2022 mencapai 90 orang. Kebanyakan memang menjadikan Asia utamanya negara Malaysia sebagai tujuan kerja. Memang ada juga yang ke Eropa seperti Ceko dan Polandia, tetapi bisa dihitung jari [sedikit]. Pekerja migran yang ke Taiwan dan Korea juga ada,” kata Wahyudi, Senin (15/5/2023).
Wahyudi menambahkan bahwa perempuan mendominasi sebagai pekerja migran. Dari 90 orang tersebut, sebanyak 71 adalah perempuan dan sisanya laki-laki. Sementara itu hingga April 2023, baru ada 48 pekerja migran dengan 28 di antaranya perempuan dan 20 sisanya laki-laki.
“Minat mereka ke luar negeri untuk bekerja itu tanda positif. Kami juga memberikan layanan dengan catatan sesuai prosedur atau legal sebagai bentuk perlindungan kepada calon pekerja migran. Layanan kami lebih ke administratif,” katanya.
BACA JUGA: Cuma Barang Buruh Migran yang Diperiksa Bea Cukai, BP2MI: Ini Diskriminasi!
Dia menjelaskan, guna mengurangi angka atau kemungkinan korban makelar pekerja migran, Disnakertrans memberikan informasi pekerjaan di luar negeri yang legal dan terpercaya.
Bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI), Disnakertrans akan mengarahkan calon pekerja migran untuk bekerja sesuai perusahaan yang sudah dicek terlebih dahulu legalitasnya.
“Nanti kami cek [perusahaan tujuan] bersama BP2MI. Bisa sampai ke Kemenaker juga, semata-mata hanya untuk memastikan perusahaan penempatan pekerja migran itu legal atau belum,” ucapnya.
Ini sebagai tindakan pencegahan timbulnya permasalahan pekerja migran di negara tujuan. Selain itu, kata dia, sosialisasi telah dan akan terus diberikan guna membekali para calon pekerja migran agar dapat survive di luar negeri utamanya agar tidak menjadi korban penipuan atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Wahyudi mengatakan bahwa Disnakertrans pernah mendapat laporan bahwa terdapat pekerja migran yang meninggal dan korban kekerasan.
Hanya saja, advokasi yang dilakukan tergolong sulit, karena beberapa pekerja migran berangkat tidak menggunakan visa kerja atau ilegal.
“Kami kesulitan untuk pendampingannya. Jadi ya kami memberitahukan kejadian tersebut kepada keluarganya di Kulonprogo. Kalau proses berangkatnya itu legal, kami bersama BP3MI [Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia] dapat mendampingi secara maksimal. Bisa kami telusuri jejaknya,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kejar Target PAD, BKAD Kulonprogo Gerilya Tagih Piutang ke Wajib Pajak
- Temu Usaha Forkom UMKM Digelar di Sleman, Ini yang Diminta dari Pelaku UMKM
- Parkir Liar Jalan Pasar Kembang Ditertibkan, Pj Wali Kota: Terima Uang, Mereka Langsung Kabur
- Perumahan di Caturtunggal dan Condongcatur Berdiri di Tanah Kas Desa, 8 Orang Dipanggil Satpol PP
- Long Weekend, Objek Wisata di Sleman Bakal Diserbu Pengunjung
Advertisement
Advertisement