Advertisement

Separuh Pengidap Sifilis Jogja Tak Berobat, Ini Penyebabnya..

Triyo Handoko
Jum'at, 19 Mei 2023 - 22:57 WIB
Sunartono
Separuh Pengidap Sifilis Jogja Tak Berobat, Ini Penyebabnya.. Ilustrasi sifilis. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Separuh pengidap sifilis atau raja singa di Jogja tak diobati karena merasa malu. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyebut pada 2020 dari 67 pengidap hanya 43 yang mengobatinya.

Pada 2021 dari 141 orang hanya 83 yang mengobati sifilisnya. Kemudian pada 2022 terdapat total 333 orang sedangkan yang mengobati hanya 105 orang. Terakhir, per April 2023 ada 89 kasus sifilis dimana yang sudah mengobatinya hanya 26 orang.

Advertisement

BACA JUGA : Separuh Pengidap Sifilis Raja Singa di Jogja Tak Berobat

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY menyebut rasa malu yang menghambat pengidap sifilis tak berobat karena rendahnya kesadaran dan pemahaman Kesehatan reproduksi masyarakat DIY. “Malu ini karena mereka tak tahu pentingnya Kesehatan reproduksi, padahal kalau tidak diobati bisa lebih fatal,” kata Direktur PKBI DIY Budhi Hermanto, Jumat (19/5/2023).

Budhi menyoroti terus meningkatnya kasus sifilis di DIY juga karena minimnya pendidikan Kesehatan reproduksi. “Kalau mereka paham dan sadar akan kesehatan reproduksi maka angkanya tidak sebanyak ini, makanya perlu digencarkan pendidikan kesehatan reproduksi supaya angka kasus dapat ditekan dan pasien yang ada dapat berobat,” jelansya.

Pendidikan kesehatan reproduksi, jelas Budhi, jadi kunci pencegahan penyakit seksual menular. “Karena kalua masyarakat paham dan sadar maka mereka akan mengantisipasi perilaku seks berisiko, misalnya dengan memakai kondom, tidak gonta-ganti pasangan, dan semacamnya,” terangnya.

BACA JUGA : Pasien Sifilis di DIY Terus Melonjak, Terbanyak

Soal rasa malu pengidap sifilis, lanjut Budhi, bisa disebabkan ketakutan mendapat layanan kesehatan yang tidak ramah. “Mislanya dihakimi, dipersalahkan, dan semacamnya, padahal yang mereka butuhkan hanya layanannya, tapi mungkin takut mendapat layanan tak ramah jadi malu untuk mengobati,” ujarnya.

Budhi menilai layanan kesehatan di DIY sudah cukup ramah terhadap pengidap penyakit seksual menular. “Kalau saya lihat sudah cukup ramah, tapi mungkin satu dua tenaga medis, ada yang kurang ramah. Tapi tetap harus diobati, karena itu hak mereka juga dan sudah tercover BPJS juga jadi gratis,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement