Advertisement
Negara Asean Berkumpul di Jogja Bahas Standardisasi Produk

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Delegasi negara-negara Asean berkumpul di Jogja dalam pertemuan ASEAN Consultative Committee on Standards and Quality (ACCSQ) ke-59 di Hotel Harper, Selasa (13/6/2023) hingga Jumat (16/6/2023). Sidang ini merupakan pertemuan badan sektoral di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) lingkup Asean.
Adapun dari Indonesia diwakili oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) bertindak sebagai tuan rumah pertemyan tersebut. Kepala BSN, Kukuh S. Achmad mengatakan sebagai lembaga pemerintah non Kementerian BSN bertanggung jawab dalam mengoordinasikan SPK. Hal ini untuk mendukung Asean sebagai pusat pertumbuhan atau Asean Matters: Epicentrum of Growth yang menjadi tema bersama.
Advertisement
BACA JUGA : Standardisasi Produk Halal Kuliner Nonkemasan Sulit Digarap
“ACCSQ mencatat telah banyak inisiatif yang telah disepakati di Asean, khususnya bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, seperti perjanjian keberterimaan produk di kawasan untuk beragam produk. Mulai dari elektronika hingga kosmetika dan akan menyusul alat kesehatan serta produk otomotif,” kata Kukuh dalam rilisnya.
Ia mengatakan dalam pertemuan itu akan menindaklanjuti beberapa hal, salah satunya yaitu mengenai action plan Joint Sectoral Committee for Electronic and Electrical Equipment (JSC EEE). Di mana akan dilakukan kajian guna memetakan perdagangan regional bidang EEE yang telah memanfaatkan laporan hasil uji laboratorium dan sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) telah terdaftar di Asean.
Selain itu turut merespons isu ekonomi dunia yang perlu diantisipasi negara Asean mengingat adanya ancaman resesi ekonomi akibat situasi geopolitik yang memanas. Hal ini sebagai dampak dari perang Rusia dan Ukraina, perang dagang Tiongkok dan Amerika Serikat, serta tindaklanjut isu dalam G20 yang meliputi energi berkelanjutan, transformasi digital, dan arsitektur kesehatan. “Peran Asean terhadap isu- tersebut, tentunya akan sulit apabila negara-negara Asean saling memproteksi perdagangan mereka dan tidak mengedepankan sistem perdagangan yang saling menguntungkan,” katanya.
Kukuh menambahkan harmonisasi standardisasi sangat dibutuhkan untuk menciptakan keselarasan dalam menjamin kualitas produk. Khususnya bagi negara berkembang agar dapat bersaing secara global. Keselarasan standar dan saling keberterimaan hasil uji laboratorium terhadap standar tersebut dapat menjamin hadirnya produk yang lebih kompetitif.
BACA JUGA : Mantap, Ratusan Produk UMKM DIY Kini Sudah Masuk Hotel
Begitu pula di tingkat nasional, Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah tersedia diyakini dapat mendukung daya saing produk Indonesia di panggung dunia. “Menjadi catatan istimewa dalam sejarah, yaitu untuk pertama kalinya Timor Leste menghadiri sidang bidang standardisasi lingkup ASEAN mulai tahun ini sebagai Observer, setelah negara tersebut diterima secara prinsip sebagai anggota ke-11 Asean,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Respons KDM Terkait Mantan Pejabat Bank BJB Terlibat Korupsi Sritex
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Temuan Telur Penyu di Gunungkidul pada Mei ini Rekor Terbanyak Sejak 2021
- Batas Akhir 31 Juli, Capaian PBB P2 di Sleman Baru 42 Persen dari Target Rp80 Miliar
- Dispensasi Perkawinan Masih Ditemukan di Kulonprogo, PA Wates Beberkan Alasannya
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 22 Mei 2025: Kebakaran Pabrik Garmen, Hasil Tottenham vs MU, hingga Kasus Korupsi di Sritex
- Sistem Sewa di Pasar Gunungkidul Dihapus, Dinas Perdagangan Pilih Tarik Rertibusi Harian
Advertisement