Advertisement
Cegah Penularan Anthrax, DPKH Gunungkidul Batasi Lalu Lintas Hewan Ternak

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul telah melakukan pembatasan lalu lintas ternak di Kapanewon Semanu. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis tersebut.
BACA JUGA: Sembelih Sapi Anthrax, 85 Warga Gunungkidul Positif
Advertisement
“Sementara ini sejak laporan pertama anthrax pada sapi November lalu sampai penemuan Juni kemarin, semuanya ada lima sapi yang positif anthrax dan meninggal hanya di Semanu,” kata Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari.
Untuk mencegah penularan, DPKH Gunungkidul juga telah melakukan vaksinasi anthrax di wilayahnya.
“Sapi yang bergejala anthrax juga sudah ditangani, kami berikan antibiotik dan vaksin. Kami usahakan maksimal anthrax ini tidak sampai menyebar ke kapanewon lain sampai benar-benar zero kasus,” katanya.
Sebagaimana diketahui ada 85 warga Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu terjangkit penyakit anthrax, Selasa (4/7/2023).
Mereka dinyatakan posoitif anthrax setelah dilakukan pemeriksaan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul.
Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, pemeriksaan itu dilakukan sebagai tindaklanjut atas laporan dari RSUP Sardjito. Di mana, disebutkan ada seorang warga Gunungkidul yang meninggal dunia karena anthrax.
"Kami pun langsung melakukan penelusuran dan pengecekan ke lokasi,” katanya, Selasa (4/7/2023).
Hasilnya, dari 125 orang yang dites, ada 85 positif. "Sebanyak 125 orang itu semuanya berhubungan dengan penyembelihan hewan yang sudah meninggal pada awal Juni lalu sebelum Iduladha,” lanjut Dewi.
Dari 85 warga yang dinyatakan positif anthrax, masih kata Dewi, sebanyak 18 orang bergejala penyakit yang ditularkan oleh hewan ternak sapi itu. Tidak hanya mengalami demam, kulit ke-18 orang tersebut melepuh.
Saat ini, Dinkes Gunungkidul telah melakukan perawatan terhadap 85 warga yang positif anthrax. Mereka mendapatkan obat-obatan dan perawatn medis.
"Perkembangannya semuanya belum ada yang masuk rumah sakit,” ucapnya.
Terkait dengan korban meninggal dunia karena anthrax dari Semanu, Dewi mengungkapkan korban berusia 77 tahun.
“Kami tahunya setelah ada laporan dari RSUP Sardjito, kronologinya korban ini sudah dirawat selama empat hari dari 1 Juni sampai 4 Juni, tapi tidak terselamtkan” jelasnya.
Dewi menyebut pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul.
“Kalau yang dinyatakan positif sudah kami kondisikan akan terus mendapat perawatan hingga sembuh semua, untuk yang berkaitan dengan detail anthrax pada sapinya kami koordinasikan dengan Dinas Peternakan agar tidak meluas,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Honorer Kulonprogo Jadi PPPK Paruh Waktu, Polres Dipenuhi Pemohon SKCK
- Pembiayaan Sertifikasi Halal di Bantul Dipangkas, UMKM Terdampak
- Transmigran Bantul Akhirnya Dialihkan ke Sulawesi Tengah
- Ada Pemeliharaan Jaringan, Lampu di Jogja Selatan Padam Hari Ini
- Program Waste to Energy di DIY Butuh Lahan di Atas 5 Hektare
Advertisement
Advertisement