Advertisement
Libatkan 300 UMKM Penjahit, Merek Fesyen Lokal Jogja Farah Button Tembus Ekspor
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebuah merek fesyen lokal Jogja, Farah Button terus melakukan ekspansi bisnisnya. Terkini, produk fesyen dengan menggandeng sedikitnya 300 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) penjahit lokal Jogja ini telah menembus pasar di Amerika Serikat dan Asia.
Berjayanya merek fesyen kalangan perempuan ini tidak lepas dari tangan dingin dari Sutardi, pemilik sekaligus pendiri yang memulai dari nol dengan memanfaatkan modal kecil memulai dari garasi rumah. Bahkan modal yang diawali dari kisaran ratusan ribu rupiah itu kini berkembang menjadi miliaran dan nyaris ditemukan di sebagian besar pusat perbelanjaan.
Advertisement
“Semua produksi kami kerjakan di Jogja, kami melibatkan 300 UMKM penjahit di Jogja yang mengerjakan semua produk kami,” kata Sutardi kepada wartawan di sela-sela pelaksanaan Jogja Fashion Tren 2023 di Pakuwon Mall, Kamis (13/7/2023).
BACA JUGA : Pemda DIY Berambisi Jadikan Jogja sebagai Pusat Fashion
Para penjahit lokal itu termasuk yang mengerjakan untuk keperluan ekspor. Saat ini fesyen buatannya sudah menembus pasar ekspor tepatnya di Hawaii yang merupakan negara bagian Amerika Serikat dan Tokyo, Jepang. Ketertarikan pengusaha luar negeri untuk mengimpor produknya diawali dari pembukaan outlet di Bali yang sebagian besar konsumennya turis mancanegara.
Salah satu wisatawan asing tersebut di antaranya pemilik butik. Kemudian tertarik dan bersepakat untuk membawa produk fesyen tersebut dijual ke luar negeri. Berawal dari itulah kemudian merambah ke negara lain seperti di Tokyo, Jepang. Adapun untuk pasar nasional secara umum telah dibuka belasan outlet di pusat perbelanjaan.
“Puluhan desain terbaru 2023, diborong setengahnya buat ekspor. Salah satu pelanggan yang Bali pemilik butik, mereka tertarik karena model dan pemilihan bahan mereka tidak temukan di sana dan di diterima konsumen,” ujarnya.
Sutardi menilai saat ini pasar fesyen perempuan baik nasional maupun internasional sedang membaik seiring pandemi berakhir. Ia mencatat terjadi peningkatan penjualan mencapai 300% selama beberapa bulan terakhir. Dari awalnya per bulan hanya 10.000 potong pakaian, saat ini bisa menvapai 30.000 potong setiap bulan.
Hal ini tidak lepas dari keberadaan wisatawan yang biasanya datang ke pusat perbelanjaan lalu membeli produk fesyen. Ia mencermati dari sejumlah pelanggan wisatawan yang datang rata-rata dari luar daerah dengan membawa baju sedikit, kemudian sisanya membeli di lokasi tujuan wisata.
“Sekarang trennya kan pada mencari produk lokal, karena sudah tidak khawatir dengan kualitasnya. Meski pun produk lokal tetapi punya semangat untuk menciptakan karya di dunia fesyen,” katanya.
BACA JUGA : 50 Fashion Designer Unjuk Karya di Fashion Rendezvous
Pada gelaran Jogja Fashion Trend 2023, Sutardi menampilkan karya terbaik ready to wear atau pakaian yang mudah dipakai dan cocok untuk situasi apa pun. Ia berkomitmen untuk terus mengembangkan produk fashion lokal dengan menciptkana barang berkualitas dan mampu bersaing dengan produk luar negeri.
"Kami berharap bisa menginspirasi siapa saja yang ingin membuat brand lokal berkualitas, agar tidak takut berkreasi, bergerak maju," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Prediksi BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan 1 Desember 2024
Advertisement
Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Maliq & D'essentials, Jogja dan Nyanyian di Bawah Rintik Hujan
- Pemenang Pilkada Bantul Ditetapkan Berdasarkan Hasil Real Rekapitulasi Suara pada Awal Desember
- Syukuri Kemenangan Harda Kiswaya di Pilkada Sleman, Lurah Tirtomartani Jalan Kaki dari Kalasan ke Godean
- PAK-SIJI DIY Kukuhkan Pengurus Baru, Tekankan Pentingnya Integritas dan Pencegahan Gratifikasi
- Minat Warga Manfaatkan Layanan Kependudukan di Bantul Saat Pilkada Minim
Advertisement
Advertisement