Advertisement
Warga Pesisir Gunungkidul Diminta Waspadai Potensi Serangan Hewan Liar

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Masyarakat di pesisir Gunungkidul diminta mewaspadai potensi serangan hewan liar terhadap ternak yang dipelihara. Hal ini sesuai dengan pengalaman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, ancaman meningkat pada saat kemarau.
Lurah Girimulyo, Panggang, Sunu Raharjo mengatakan, wilayahnya menjadi salah satu lokasi terdampak serangan hewan liar. Adapun serangan menyasar ke hewan ternak yang dipelihara masyarakat di kawasan hutan atau ladang.
Advertisement
“Serangan banyak terjadi di musim kemarau,” katanya saat dihubungi, Senin (17/7/2023).
Menurut dia, untuk sekarang belum ada laporan hewan ternak menjadi korban seragan hewan liar. Namun demikian, di 2022 lalu ada sejumlah laporan delapan ekor kambing mati karena diserang hewan liar.
Baca juga: Sosok Budi Arie Setiadi yang Akan Dilantik Jokowi Jadi Menkominfo
“Cirinya hampir sama dengan luka gigit di bagian perut atau leher. Tapi, tidak sampai dimakan dagingnya,” katanya.
Sunu berharap meski belum ada serangan, warga tetap mewaspadai potensi ancaman hewan liar ini. Ia berpendapat, serangan banyak terjadi karena lokasi pemeliharaan yang jauh dari permukiman sehingga upaya pengawasan berkurang saat malam hari.
“Sudah menjadi kebiasaan warga memelihara ternak di ladang atau kawasan hutan agar mudah mencari pakan,” katanya.
Sunu menambahkan, untuk mengurangi risiko serangan, warga mengimbau memindahkan kandang mendekat ke rumah. Selain itu, juga ada upaya mengoptimalkan peran dari jaga warga dalam kegiatan keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.
“Keberadaan jaga warga bisa sangat membantu, makanya kami terus upayakan sosialisasi ke masyarakat,” katanya.
Lurah Purwodadi, Tepus, Sagiyanto mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir tidak ada laporan ternak mati karena serangan hewan liar. Meski demikian, ia meminta kepada warga untuk tetap waspada karena saat kemarau ancaman bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Kalau dulu ada yang mencapai puluhan kambing mati karena digigit hewan liar, tapi sekarang Alhamdulillah masih nihil,” katanya.
Untuk mengurangi risiko serangan hewan liar, ia meminta kepada masyarakat memindahkan kandang mendekat ke permukiman sehingga pengawasan lebih mudah. “Kalau tidak mau, maka bisa memperkuat area kandang sehingga tidak mudah dibobol. Tapi, ini masih ada risiko karena paling aman ternak dibawa pulang dan tidak dipelihara di hutan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BMKG Prakirakan Jogja dan Sleman Hujan Siang Ini, Minggu 20 April 2025
- Kolaborasi Kementerian PPPA dan Aisyiyah Diharapkan Dapat Dukung Program Ruang Bersama Indonesia
- Cerita Aqila dan Satya, Dua Siswa SMAN 1 Teladan Jogja yang Lolos di 4 Kampus Luar Negeri
- Bantul Targetkan Luas Tanam Padi 34.000 Hektare Tahun Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 20 April 2025, Persentase Perokok di Indonesia, Kunjungan Wisatawan Tak Signifikan
Advertisement