Advertisement

Malam 1 Suro, Keris Koleksi Seniman dan Budayawan Jogja Dipamerkan

Yosef Leon
Selasa, 18 Juli 2023 - 14:37 WIB
Maya Herawati
Malam 1 Suro, Keris Koleksi Seniman dan Budayawan Jogja Dipamerkan Pengunjung melihat koleksi keris milik seniman dan budayawan Jigja yang dipamerkan dalam ajang Napak Suran 17-24 Juli 2023 di Hamzah Batik Malioboro, Selasa (18/7/2023). - Harian Jogja - Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah koleksi keris kepunyaan seniman dan budayawan Jogja dipamerkan dalam ajang Napak Suran yang diselenggarakan di Batik Hamzah kawasan Malioboro pada 17-24 Juli.

Pameran Napak Suran digelar untuk menyambut datangnya Tahun Baru Hijriyah dalam Kalender Islam bersamaan dengan Tahun Baru dalam kalender Jawa yang dikenal dengan malam 1 Suro. 

Advertisement

Selain pameran acara itu juga diisi dengan sejumlah kegiatan menarik lainnya guna mengedukasi keris kepada generasi muda masa kini. 

Total ada sebanyak 25 keris yang dipamerkan dan merupakan koleksi banyak seniman dan budayawan kondang Jogja beberapa di antaranya yakni Butet Kartaredjasa, GBPH Yudaningrat, Didik Ninik Thowok, dan Den Baguse Ngarso. Jenis keris yang ditampilkan juga beragam ada yang dari era Kamardikan, Blambangan, maupun Majapahit. 

"Ini juga sekaligus bentuk edukasi kepada masyarakat luas karena keris itu kan masih identik dengan orang tua," kata panitia penyelenggara, Wahyu Kadaryanto, Selasa (18/7/2023).

BACA JUGA: Penghubung Tol Jogja-Bawen dan Jogja-Solo Mulai Digarap, Ada yang Dibangun di Atas Ring Road di Sleman

Dia mengatakan bahwa, keris yang sudah diakui oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia sejak tahun 2005 mestinya harus jadi kebanggan seluruh masyarakat. Jangan sampai pesonanya yang sudah turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi kehilangan pamor. Oleh karenanya pameran ini harus dijadikan ajang edukasi kepada generasi luas. 

"Kami juga hadirkan secara langsung proses pembuatan pendhok dan warangka agar masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke sini tahu prosesnya," ujarnya. 

Menurut Yanto, sejak dulunya keris sudah mengalami transformasi yang sangat signifikan. Dengan proses perbuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu lama menjadikan keris punya nilai lebih yang tinggi.

Bahan yang digunakan pun tidak sembarangan. Di masa dulu pandai besi menggunakan bahan meteor untuk membuat keris. "Sekarang orang sudah pakai baja, besi dan nikel," jelasnya. 

Pameran ini pun menarik antusiasme banyak pengunjung dan wisatawan yang melintas di kawasan Malioboro. Salah seorang wisatawan asal Bandung Natalia Mutia menyebut, dirinya kebetulan sedang berlibur dan berkunjung ke kawasan Malioboro. Saat melihat ada pameran keris ia merasa tertarik untuk melihat dan mengetahui proses pembuatan dan jenisnya. 

"Saya terpesona dengan proses pembuatan sarung keris yang ternyata banyak sekali proses dan tingkatannya mulai dari ketebalan dan sebagainya. Sangat istimewa tentu bagi anak muda untuk pengetahuan dan paham budaya lokal," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Penjelasan KNKT Terkait Pesawat Jatuh di Lapangan Sunburst Bumi Serpong Damai

News
| Senin, 20 Mei 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menikmati Sendratari dan Pertunjukan Wayang di Jogja

Wisata
| Minggu, 19 Mei 2024, 06:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement