Advertisement

Promo November

Ratusan Anak di Gunungkidul Putus Sekolah, Dinas Pendidikan: Kami Kampanye Anti Pernikahan Dini

David Kurniawan
Senin, 24 Juli 2023 - 19:47 WIB
Maya Herawati
Ratusan Anak di Gunungkidul Putus Sekolah, Dinas Pendidikan: Kami Kampanye Anti Pernikahan Dini Ilustrasi siswa SD dan SMP / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pendidikan Gunungkidul mencatat ada 336 anak yang putus sekolah. Adapun penyebabnya bervariasi mulai dari masalah ekonomi hingga menikah dini.

Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengatakan data anak putus sekolah berusia antara 7-18 tahun. Pendataan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di 2022.

Advertisement

“Untuk yang putus sekolah ada 336 anak. Rinciannya, 240 merupakan anak laki-laki dan perempuan sebanyak 96 anak,” katanya, Senin (24/7/2023).

Menurut dia, anak putus sekolah ini tersebar di 18 kapanewon di Gunungkidul. Kapanewon Wonosari menjadi yang terbanyak dengan jumlah 46 anak. Sedangkan paling sedikit berada di Kapanewon Rongko dengan jumlah putus sekolah lima anak.

“Semua kapanewon ada anak putus sekolah. Tapi, untuk jumlahnya bervariasi,” katanya.

Nunuk mengakui sudah melakukan kajian terkait dengan penyebab anak putus sekolah. Anak-anak berhenti sekolah, salah satunya disebabkan karena masalah ekonomi.

Selain itu, juga ada faktor lain seperti harus menikah dini sehingga memutuskan berhenti sekolah. “Tentunya ini menjadi tugas kami agar anak putus sekolah bisa melanjutkan kembali  sehingga dapat meraih cita-cita yang diimpikan,” katanya.

Nunuk menjelaskan, untuk mencegah terjadinya anak putus sekolah sudah menyiapkan beberapa program. Salah satunya memberikan beasiswa dalam program Gunungkidul Cerdas yang diberikan ke anak-anak kurang mampu.

Selain  itu, upaya pencegahan dengan memberikan motivasi bagi anak-anak mulai dari TK hingga SMP agar memiliki gambaran cita-cita yang ingin diraih.

Oleh karenanya ia meminta kepada setiap guru agar memberikan motivasi kepada anak didik agar merangsang anak untuk tetap semangat belajar.

BACA JUGA: Tampung Sampah dari Jogja dan Sleman, Pemda DIY Siapkan Lahan SG di Cangkringan

“Adanya cita-cita ini sangat penting karena anak jadi bersemangat meraih apa yang diimpikan. Jadi, saya setiap datang ke sekolah terus mendorong anak-anak bisa mewujudkan cita-cita yang dimiliki sehingga sekolahnya tidak putus di tengah jalan,” katanya.

Nunuk menambahkan, upaya memerangi putus sekolah dengan menggalakkan kampanye anti pernikahan dini, khususnya bagi murid perempuan. Adapun caranya dengan memberikan gambaran tentang bahaya pernikahan dini mengenai masalah kesehatan.

“Tentunya untuk memerangi putus sekolah juga butuh partisipasi dari semua pihak,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Heri Nugroho mengaku kaget dengan angka putus sekolah di Gunungkidul. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk mencari penyebab pasti terjadinya permasalahan ini.

“Kami komunikasikan terlebih dahulu. Yang jelas, angka kasus harus ditekan dan dicarikan solusi agar anak-anak tetap bisa bersekolah,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa

News
| Jum'at, 22 November 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement