Advertisement
Sampah Tercecer di Jalan, Warga Sleman Dipersilakan Melapor Dinas Lingkungan Hidup

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Penutupan TPA Piyungan berdampak pada Kabupaten Sleman. Kini sampah di Sleman sudah bisa diangkut ke Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS) di Kebon, Tamanmartani Sleman. Warga pun dipersilakan melapor jika ada banyak sampah tercecer di jalan raya saat diangkut.
"Masyarakat atau warga bisa melaporkan ke kami atau ke petugas yang ada di TPSS jika ada sampah yang tercecer di jalan, kami akan bantu membersihkan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Sleman Ephipana Kristiyani di Sleman, DIY, Rabu (9/8/2023).
Advertisement
Menurut dia, pihaknya selalu berusaha agar proses pengangkutan sampah ke TPSS tidak sampai mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama yang berada di jalur akses menuju TPSS maupun pengguna jalan lainnya.
"Truk pengangkut sampah dari Depo selalu kami tutup rapat dengan terpal dan tidak melebihi kapasitas daya angkut. Hal ini untuk mengantisipasi adanya sampah yang tercecer di jalan dan mengurangi bau yang sampah," katanya.
BACA JUGA: Kasasi Putusan Bebas Hakim Agung Gazalba Saleh Hari Ini Diajukan KPK
Ia mengatakan, setiap hari juga akan ada petugas dari DLH yang berjaga di TPSS Kebon Tamanmartani untuk merapikan tumpukan sampah dan melakukan penyemprotan eco-lindi agar tidak menimbulkan bau. "Petugas akan rutin melakukan penyemprotan eco-lindi agar bau sampah tidak sampai menyebar ke luar," katanya.
Ephipana mengatakan TPSS Kebon Tamanmartani ini yang berfungsi untuk menampung sampah sementara selama proses penyelesaian TPST Tamanmartani dan penutupan sementara TPA Piyungan didesain seminimal mungkin menimbulkan polusi.
"TPSS ini dibuat berbentuk kolam berkedalaman 1,5 meter dengan sudut kemiringan ke selatan untuk mengalirkan lindi [cairan sampah] ke arah selatan. Ujung kemiringan ditujukan untuk mengalirkan air lindi dibuatkan atau diberi bak penampung untuk menampung air lindi yang terkumpul. Setelah terkumpul air lindi disedot untuk diolah atau dibuat eco-lindi," katanya.
Ia mengatakan, seluruh kolam hingga tanggul TPSS juga dilapisi geomembran dan setiap sampah yang dibuang disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau dan lalat kemudian ditutup dengan geomembran untuk mencegah air hujan membasahi sampah.
"Kemudian setelah 45 hari, sampah di TPSS ini akan diambil kembali untuk dibuang ke TPA atau digiling dengan tujuan memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik sudah menjadi lembut dan bisa untuk pupuk sedangkan yang anorganik dibawa ke TPA" katanya.
TPSS Kebon, Tamanmartani, Sleman memiliki kapasitas sekitar 1.500 ton atau sekitar 3.750 meter kubik, sedangkan sampah masuk setiap hari kurang lebih 50 ton dan rencana operasi sampah masuk selama 30 hari. TPSS ini menjadi solusi sementara setelah ditutupnya TPA Piyungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Survei KPK, Masih Ada Guru dan Dosen Anggap Wajar Gratifikasi dari Peserta Didik
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot dan Bank Jogja Bedah Rumah RTLH di Ngampilan
- Top Ten News Harianjogja.com, Senin 28 April 2025, Mafia Tanah, Relokasi Pedagang dan Jukir ABA, Juara Liga Italia
- Peringati May Day, Disnakertrans Bantul Gelar Lomba Cerdas Cermat, Diikuti Puluhan Buru
- Hari Kedua Belum Ditemukan, Begini Kronologi Pencari Ikan Hanyut di Sungai Progo
- Supergoat Indonesia Support dalam Safari Dakwah AA GYM
Advertisement
Advertisement