Biar Tak Bau, Sleman Tekan Pembuangan Sampah Organik ke Tamanmartani
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) Tamanmartani telah beroperasi sepekan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman meminimalkan sampah organik yang dibuang di TPSS untuk menekan bau.
Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani, mengatakan seminggu beroperasi, TPSS Tamanmartani sempat dua hari berhenti karena perbaikan geomembrane yang rusak karena manuver truk. “Hari Senin [7/8/2023] lima truk yang masuk ke sana, tapi geomembrane sobek karena untuk manuver truk,” ujarnya, Senin (14/8/2023).
Advertisement
Dua hari TPSS berhenti beroperasi untuk perbaikan geomembrane. Dalam perbaikan ini, DLH Sleman melapisi geomembrane dengan sampah dan tanah agar lebih kuat ketika dilintasi truk. “Kami ratakan lokasi dengan sampah, kemudian setelah beberapa senti kami lapisi dengan tanah,” ungkapnya.
Kemudian pada Kamis (14/8/2023) TPSS kembali dibuka dengan melayani 10 truk per hari. Sampah yang diangkut ke TPSS Tamanmartani menurutnya kebanyakan merupakan sampah residu seperti popok bayi, Styrofoam dan sebagainya.
Baca juga: Chord dan Lirik Lagu Indonesia Raya
“Sebelum kita menitipkan sampah di TPSS, kita pilah dulu sampah itu. Misalnya ada tiga truk, kita pilah di depo, kita ambili sisa makanan yang menyebabkan bau. Karena kalau ada sisa makanan dan sebagainya jelas akan banyak lalat dan bau. Biasanya tiga truk jadi satu truk [sampah yang dibuang ke TPSS],” katanya.
Di TPSS Tamanmartani, sampah disemprot dengan ecolindi setiap pagi dan sore. Kemudian pada malam harinya ada petugas yang berjaga agar tidak ada masyarakat yang membuang sampah ke tempat tersebut. “Masyarakat tidak mau ada bau dan lalat, oleh karena itu kami jaga agar tidak menimbulkan bau,” ungkapnya.
Lurah Tamanmartani, Gandang Hardjanata, mengatakan sejauh ini operasional TPSS Tamanmartani masih kondusif, belum ada keluhan dari masyarakat sekitar. “Alhamdulillah sampai sekarang masih landai. Yang penting yang dipegang masyarakat pada tanggal 5 [September] itu sudah selesai,” katanya.
Ia melihat selama ini masing-masing pihak baik DLH Sleman maupun masyarakat sudah berusaha sportif untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat. Untuk bau sampah menurutnya juga tidak menyengat. “Sudah pakai ecolindi, itu sangat membantu dalam mengurangi bau,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hoaks di Masa Tenang Pilkada Jadi Sorotan Bawaslu, Ini 5 Provinsi Paling Rawan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Status Siaga Darurat Bencana DIY Diperpanjang hingga 2 Januari 2025
- Kalah dari PSBS, Pelatih PSS Akui Materi Latihan 3 Pekan Terakhir Tak Jalan di Lapangan
- Angka Konsumsi Ikan oleh Masyarakat Bantul Masih Rendah
- Ini Upaya Kampus Muhammadiyah Mengantisipasi Judol di Kalangan Mahasiswa
- Pilkada 2024, Kampanye Akbar di Sleman Hanya Dilakukan Dua Kali
Advertisement
Advertisement