Pemkot Jogja Lampaui Target Penurunan Stunting, Ini Strateginya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Target penurunan stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak di Kota Jogja sudah mencapai target, yaitu di bawah 14%. Jumlah kasus stunting di Jogja juga jauh lebih rendah dibanding jumlah nasional.
Stunting di Kota Jogja kini jadi 13,8%, setelah sebelumnya mencapai 17,10%. Penurunan kasus stunting ini lantaran Pemkot Jogja mengencerkan penanganan stunting dengan pendekatan yang efektif.
Advertisement
Pendekatan yang digunakan tersebut adalah pendekatan spesifik yang ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) sebesar 30% dan pendekatan sensitif yang dilakukan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) lain sebesar 70%.
BACA JUGA: Ternyata Begini Cara Seyegan Sleman Sukses Tekan Stunting
Program penanganan stunting dengan pendekatan spesifik dilakukan Dinkes Jogja dengan memberikan fasilitasi kesehatan. Misalnya, seluruh puskesmas di Kota Jogja rutin melakukan pengecekan berat dan tinggi bayi.
Sementara penanganan stunting dengan pendekatan sensitif, misalnya, dilakukan PKK Jogja dengan membuat dapur balita. Program dapur balita ini yang nantinya memberikan pasokan makanan tinggi gizi untuk diberikan ke anak yang terindikasi stunting.
Masifnya penanganan stunting oleh Pemkot Jogja ini melibatkan multisektor dan pihak lainnya. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Jogja Iswari Paramita menjelaskan pembagian tugas penanganan stunting dan kerja sama tersebut membuat percepatan penurunan stunting dapat dilakukan dengan efektif.
“Strategi percepatan penurunan stunting dilakukan bersama lintas sektor dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting [TPPS], tidak hanya OPD saja tapi juga melibatkan Polresta, Kodim, Baznas, Rumah Sakit Swasta, Kampus dan tentunya masyarakat di tiap wilayah untuk mengintervensi perilaku hidup sehat, pemenuhan gizi, penyediaan sarana prasarana, dan sosial kependudukan,” jelas Paramita, Kamis (24/8/2023).
BACA JUGA: Petenis Legendaris Dikukuhkan Jadi Bunda Asuh Stunting DIY
Dinkes Jogja yang mendapat porsi 30%, jelas Paramita, kebagian tugas menangani penyebab stunting yang berkaitan langsung dengan kesehatan bayi ataupun ibu hamil. “Pendekatan sensitif itu di luar sektor kesehatan dengan fokus penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi, juga akses pangan bergizi,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Pokja 4 PKK Kota Jogja Wieny Sumarah Asih menjelaskan salah satu dilakukanya dalam percepatan penanganan stunting adalah pengelolaan dapur balita sehat yang dimulai saat pandemi Covid-19. “Semua Pokja di PKK Kota Jogja mengambil bagian, kami di Pokja 4 bikin dapur balita itu,” katanya.
Sementara Pokja 1 PKK Jogja melakukan pendidikan pola asuh dalam keluarga untuk menekan stunning, lanjut Wieny, Pokja 2 menggiatkan peningkatan kesejahteraan keluarga dan pendidikan anak usia dini. “Pokja 3 pemberian penganekaragaman makanan dengan gizi seimbang, jadi semuanya bekerja untuk menekan stunting,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
Advertisement
Advertisement