Advertisement
Pemerintah Kemantren Mantrijeron Siapkan Penataan Sektor Budaya dan SDM
Aktivitas budaya di Kemantren Mantrijeron sebagai wilayah yang dilalui oleh Sumbu Filosofi./Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kemantren Mantrijeron, Kota Jogja sebagai kawasan yang dilalui Sumbu Filosofi terus menyiapkan diri dari sisi infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pengajuan Yogyakarta Menuju Warisan Dunia ke Unesco. Pemahaman kepada masyarakat terkait dengan filosofi dan potensi yang dikandung kawasan itu terus disosialisasikan kepada masyarakat setempat.
Mantri Pamong Praja Mantrijeron, Affrio Sunarno menyampaikan Sumbu Filosofi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konsep Kosmologi Jawa yang melihat kehidupan sebagai wujud dari hubungan sinergi harmonis antara dua sumber kekuatan yang diwakili oleh Gunung Merapi dan Laut Selatan.
Advertisement
“Sumbu filosofi yang menghubungkan Panggung Krapyak dan Keraton melewati Jalan D.I. Panjaitan yang berada di wilayah Kemantren Mantrijeron, sehingga kita terus mempersiapkan diri dalam menata kawasan agar selaras dengan tujuan pengajuan Yogyakarta Menuju Warisan Dunia," katanya.
BACA JUGA: Siap-siap! Satpol PP DIY Akan Tertibkan 6 Bangunan di Tanah SG Tanpa Kekancingan
Penataan sumber daya manusia (SDM) menjadi hal pokok yang dipersiapkan pihaknya. Masyarakat di wilayah itu, kata dia mesti mengetahui konsep dan pengetahuan awal yang berkaitan dengan sumbu filosofi. Selanjutnya mengenai kegiatan atau aktivitas masyarakat yang hadir di area itu. Sebisa mungkin akan didorong agar selaras dengan nilai yang dikandung oleh Sumbu Filosofi.
"Koridor sumbu filosofis menuntut adanya syarat-syarat tertentu untuk menjadi warisan dunia, dimana secara faktual terdapat kegiatan masyarakat yang tidak selaras dengan syarat tersebut, kita berupaya untuk menyalaraskan antara kegiatan ekonomi yang telah ada dengan persyaratan sumbu filosofi," jelasnya.
Dijelaskan, kawasan Mantrijeron yang segaris dengan Panggung Krapyak menandakan sumbu sangkaning dumadi, yang berarti menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah sampai melahirkan anak. Kelurahan di wilayah itu pun dihimbau untuk menyesuaikan program dukungan dalam upaya menjadikan Kawasan Sumbu Filosofi Jogja sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh Unesco.
Kelurahan Gedongkiwo yang berada di Kemantren Mantrijeron sebagai kelurahan yang mendukung kawasan Sumbu Filosofi telah dikukuhkan sebagai Kelurahan Budaya oleh Dinas Kebudayaan DIY dan tahun ini Kelurahan Suryodiningratan sedang melakukan upaya untuk menjadikan Kelurahan Suryodiningratan sebagai Kelurahan Budaya.
"Kami ingin agar masyarakat lebih kenal dengan budaya, sehingga sumber daya manusia harus jadi fokus kita dalam penataan sebagai dukungan bagi Sumbu Filosofi," pungkasnya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- UGM Kirim 15 Tenaga Medis Dukung Penanganan Bencana di Sumatera
- Relokasi Makam Terdampak Tol Jogja-Solo Dimulai, 451 Jenazah Dipindah
- Sistem OSS Bermasalah, Izin Usaha di Sleman Terhambat sejak Oktober
- Donat Maryam, Kisah Sukses dari Bantuan PKH
- Kelurahan Rejowinangun Jogja Kembangkan Sabun Power Liquid
Advertisement
Advertisement




