Advertisement
Duh, 7.000 Lebih Warga Bantul Krisis Air Bersih sepanjang Agustus Ini
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sedikitnya 1.319 keluarga atau 7.774 jiwa terdampak bencana kekeringan yang tersebar di tujuh kapanewon dengan 12 kalurahan dan 16 dusun di Kabupaten Bantul sepanjang Agustus lalu. Untuk itu, Pemkab Bantul telah menyalurkan sebanyak 185 tanki air atau setara dengan 905.000 liter.
Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk Firmansyah menjelaskan wilayah paling terdanpak dialami Kapanewon Dlingo dengan total 1.146 keluarga atau 4.502 jiwa terdampak kekeringan. Wilayah itu telah menerima bantuan air bersih sebanyak 635.000 liter sepanjang Agustus ini.
Advertisement
"Dari tujuh kapanewon itu rata-rata warga yang terdampak berjumlah puluhan sampai ribuan keluarga. Bantuan air yang kami salurkan juga beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan wilayah. Kalurahan Terong jadi penerima paling besar dengan 385.000 liter," kata Aka, Jumat (1/9/2023).
Aka menjelaskan, Bantul sudah menetapkan siaga darurat bencana kekeringan sejak 6 Juli sampai 3 September mendatang. Pihaknya bekerja sama dengan PMI Bantul serta Dinas Sosial Tagana setempat dalam menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah yang membutuhkan.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah kekeringan untuk bijak menggunakan air. Misalnya dengan menjaga kebersihan tempat penampungan air dan sumber air yang masih ada di wilayah masing-masing," ujarnya.
BACA JUGA: Dana Belanja Tidak Terduga Diarahkan untuk Penanganan Kekeringan di Bantul
BMKG Staklim Jogja per 31 Agustus lalu mengeluarkan peringatan dini kekeringan di wilayah setempat. Berdasarkan pantauan curah hujan selama dua dasarian ke depan potensi kekeringan meteorologis diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Bantul di antaranya Banguntapan, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu dan Sewon.
Sejumlah kapanewon itu disebut telah mengalami hari tanpa hujan selama lebih dari 21 hari dan diprakirakan mengalami curah hujan rendah dengan status siaga. Warga yang berada di wilayah itu diminta untuk mengantisipasi dampak kekeringan itu terhadap sektor pertanian, pengurangan air tanah dan peningkatan terjadinya kebakaran lahan.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Bantul Antoni Hutagaol menyebutkan, pihaknya sudah menyalurkan sebanyak 47 tanki air untuk mengatasi bencana kekeringan di wilayah setempat.
Adapun, stok persediaan air bersih yang dimiliki BPBD Bantul saat ini diklaim masih bisa memenuhi kebutuhan bagi masyarakat dengan total sekitar 338 tangki atau setara 1.910.000 liter air. "Kalau permintaan dropping air bersih terus bertambah dan persediaan tidak mencukupi, kami akan mengajukan anggaran belanja tidak terduga (BTT)," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Gelisah Banyak Siswa Tak Terima Jatah MBG, BGN: Idealnya Butuh Rp100 Triliun
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Kementan Minta Pemkab Sleman Kerja Sama dengan SPPG dalam Penyediaan Susu
- DPRD Kulonprogo Sarankan Penggunaan Danais Harus Tepat Sasaran
- Pemkab Kulonprogo Pastikan Dana Keistimewaan untuk Proyek Infrastruktur dan Budaya
- DPRD Kota Jogja Targetkan Raperda Pengendalian Mihol Rampung Triwulan Pertama Tahun Ini
- Jadwal KA Bandara YIA Express Keberangkatan Hari Ini, Jumat 17 Januari 2025
Advertisement
Advertisement