Advertisement
Lalu Lintas Ruwet, Simpang Empat Cebongan Diwacanakan Pemasangan Lampu Bangjo

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kabupaten Sleman membuka wacana terkait pemasangan lampu bangjo atau APILL (Alat Pemberi isyarat Lalu Lintas) pada sejumlah persimpangan jalan yang semakin padat. Meski demikian kajian diperlukan untuk memastikan efektivitas pemasangan lampu APILL tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Sleman Arif Permana menjelaskan hingga 2024 memang belum ada rencana penambahan lampu APILL di wilayah Sleman. Akan tetapi ia mendapatkan banyak masukan dari masyarakat terkait sejumlah titik persimpangan yang sudah padat. Di antaranya simpang empat Cebongan, Mlati, Sleman dan Simpang Empat Tambakrejo, Tempel.
Advertisement
BACA JUGA : Masih Banyak Pelanggar di Simpang OB, Kapan Lampu Bangjo Dipasang?
Kedua simpang empat ini merupakan perpaduan antara jalan provinsi dengan jalan kabupaten. Arif tidak menampik simpang empat Cebongan, Mlati memang lalu lintasnya ruwet di sore dan pagi hari.
“Tetapi ini perlu kami komunikasikan dengan Dishub Provinsi DIY karena ada dua jalan dengan kewenangan berbeda, saat ini dalam tahapan komunikasi, nanti akan didiskusikan terkait kajian dan lain-lain. Karena sudah banyak masukan agar kedua lokasi ini dipasang lampu bangjo, terutama di Cebongan ini sudah cukup padat,” katanya, Senin (11/9/2023).
Plt Kepala Dinas Perhubungan Sumaryoto menyambut baik wacana Dishub Sleman. Akan tetapi untuk menentukan pemasangan lampu APILL pada suatu persimpangan harus melalui kajian lebih dahulu. Alasannya, ada beberapa persimpangan yang memang hanya padat di waktu tertentu saja sehingga tidak efektif ketika dipasang lampu APILL. Termasuk simpang empat Cebongan, ia sepakat harus dikaji lebih dahulu.
"Kajian ini menjadi dasar bahwa simpang empat itu memang butuh lampu APILL, kajian sangat penting karena kalau asal dipasang, belum tentu lampu bangjo menjadi solusi," ucapnya.
Ia mengungkap pada persimpangan tertentu justru akan menjadi masalah ketika dipasang lampu APILL bersifat statis yang tidak bisa dikendalikan lewat ATCS karena durasi waktunya tidak bisa diubah. Karena lampu bangjo bersifat statis terpasang dengan durasi sama di arus lalu lintas sepi maka cenderung tidak efektif dan menganggu perjalanan.
“Kalau memang nanti hasil kajian merekomendasikan dipasang lampu traffic light [lampu bangjo] dan anggaran ada, bagi kami tidak masalah, nanti akan dikomunikasikan dengan Sleman,” ujarnya.
BACA JUGA : Lampu Bangjo Simpang Empat Balai Kota Jogja Eror, Lalu Lintas Semrawut
Sumartoyo mengatakan di Simpang Empat Cebongan memang sudah pernah dilakukan uji coba penerapan satu arah untuk arus lalu lintas dari selatan. Penerapan satu arah sebenarnya cukup efektif sehingga meminimalisasi arus yang akan masuk ke selatan.
“Akan tetapi sayangnya memang masyarakat banyak yang tidak ingin memutar lebih lama jadinya mereka tetap seringkali melanggar dan uji coba satu arah itu kurang berjalan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement