Musim Kemarau, Dinkes Sleman Imbau Masyarakat Pakai Masker
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman mengintensifkan penyiraman pohon dan tanaman di ruang terbuka hijau menyusul belum turunnya hujan di musim kemarau pada beberapa bulan terakhir. Pada sisi lain Dinas Kesehatan setempat menyebut banyak keluhan masyarakat terkait gangguan pernafasan selama musim kemarau ini.
Pengintensifan penyiraman ini dilakukan selain untuk keberlangsungan tanaman, sekaligus menekan penyebaran debu yang tertiup angin.
Advertisement
Sub Koordinator Kelompok Substansi Pengelolaan Taman dan Ruang Terbuka Hijau DLH Sleman, Andri Harsoyo mengatakan belum turunnya hujan dalam beberapa bulan terakhir telah membuat pihaknya mengintensifkan penyiraman. Tidak hanya tanaman di ruang terbuka hijau, penyiraman juga dilakukan untuk sejumlah pohon perindang di jalan berstatus jalan kabupaten.
"Kami intensifkan penyiraman.Jika sebelumnya kami lakukan penyiraman sekali sehari, karena kondisi musim kemarau dan sudah lama tidak ada hujan, maka sekarang dalam sehari kami lakukan penyiraman dua kali," katanya, Jumat (22/9/2023).
Menurut Andri, pihaknya saat ini memaksimalkan keberadaan mobil tangki air dengan kapasitas 3.000 liter per hari untuk menyirami tanaman dan pohon perindang di beberapa titik di Sleman. Upaya ini dilakukan selain untuk keberlangsungan tanaman, sekaligus menekan penyebaran debu yang tertiup angin.
"Dan, ini rutin kami lakukan. Apalagi saat ini musim kemarau," imbuhnya.
BACA JUGA:Dampak Kemarau Kian Parah, Sungai Oya di Gunungkidul Kering Kerontang
Gangguan Pernapasan
Disisi lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menyebut ganguan pernafasan cukup banyak dikeluhkan oleh masyarakat pada musim kemarau saat ini.
Kondisi udara yang kering ditambah keberadaan debu membuat persoalan gangguan pernafasan tidak bisa dihindari.
"Kondisinya memang seperti itu. Banyak keluhan batuk dan pilek karena banyak debu," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman Esti Kurniasih.
Esti juga menyebut jika sudah banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan masker juga berdampak pada masifnya penyebaran jenis penyakit tersebut.
Sebab dengan tidak terlindunginya sistem pernafasan seperti hidung dan mulut, membuat virus penyakit semakin mudah ditularkan antar manusia.
"Untuk itu kami imbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker. Agar debu tidak mudah masuk dan berdampak kepada gangguan pernapasan,"ucapnya.
BACA JUGA:Musim Kemarau Dinkes Bantul Ingatkan Mewaspadai Penyakit Saluran Pernapasan
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono mengungkapkan, musim kemarau tahun ini diprediksi bisa lebih panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Wilayah DIY diprediksi baru akan memasuki musim penghujan pada bulan Oktober mendatang.
"Untuk itu kami minta masyarakat mewaspadai potensi angin kencang, utamanya untuk kawasan pesisir selatan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada 2024, Dua TPS di Gunungkidul Berada di Kawasan Rawan Bencana
- Srawung Kali Jadi Wujud Kepedulian Mahasiswa pada Kondisi Darurat Sampah
- Bawaslu Sleman Gelar Apel Siaga Jelang Masa Tenang dan Pemungutan Suara Pilkada
- Pilkada Kulonprogo, 8 TPS Rentan Intimidasi, 61 Terkendala Internet
- Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia
Advertisement
Advertisement