Advertisement
Dampak Kemarau Kian Parah, Sungai Oya di Gunungkidul Kering Kerontang

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Musim kemarau tidak hanya berdampak terhadap berkurangnya stok air bersih yang dimiliki warga. Namun, juga berdampak terhadap debit air di aliran Kali Oya di Gunungkidul.
Kali ini merupakan sungai terbesar di Gunungkidul. Alirannya membentang dari perbukitan Gunung Gajah Mungkur di wilayah Wonogiri, Jawa Tengah kemudian membelah dari Kapanewon Semin, Ngawen, Nglipar, Patuk, Playen hingga bermuara di wilayah Bantul.
Advertisement
Di musim kemarau, debit air di Kali Oya menyusut drastis. Bahkan di bantaran kali di Dusun Keringan Kidul, Bulurejo, Semin sampai mengering tidak ada airnya.
BACA JUGA : Dampak Kemarau Panjang, 33 Kecamatan di DIY Berpotensi Kesulitan Air Bersih
Kepala Dusun Keringan Kidul, Bigmen Pangestu mengatakan, fenomena aliran Kali Oya di wilayahnya mengering saat kemarau bukan hal yang baru. Pasalnya, kondisi ini terjadi hampir terjadi setiap tahunnya.
“Kalau musim kemarau, alirannya berhenti. Bahkan ada yang benar-benar mengering dan tinggal menyisakan kubangan-kubangan kecil,” kata Bigmen, Selasa (19/9/2023).
Dia menjelaskan, ada beberapa penyebab membuat aliran Kali Oya di wilayahnya mengering. Faktor pertama di sekitar aliran tidak ada sumber yang besar sehingga saat kemarau berpengaruh terhadap debit yang menyusut secara drastic.
Di sisi lain, di sepanjang aliran ada beberapa kedung dengan debit air yang banyak. Namun, keberadaan kedung dimanfaatkan warga untuk pemeliharaan pertanian seperti jagung, kacang, kedelai dan lain sebagainya.
“Jadi air di kedung disedot kemudian dialirkan ke ladang atau sawah untuk merawat tanaman milik petani,” katanya.
Menurut Bigmen, mengeringnya Kali Oya hanya sementara karena saat penghujan akan Kembali mengalir. “Ya kalau hujan nanti airnya naik lagi,” katanya.
Salah seorang warga Keringan Kidul, Suparno mengatakan, mengeringnya Kali Oya tidak berpengaruh terhadap kebutuhan air untuk warga. Menurut dia, kebutuhan masih bisa terpenuhi karena sumur-sumur yang dimiliki tidak sampai mengering.
BACA JUGA : Antisipasi Dampak Kemarau di Sektor Peternakan dan Perikanan, Ini Langkah DP3 Sleman
“Untuk kebutuhan sehari-hari memang tidak masalah. Tapi, untuk Bertani banyak yang menyedot air di Kali Oya agar tanaman bisa tetap hidup,” katanya.
Suparno berharap agar musim kemarau segera berlalu sehingga kebutuhan air di Masyarakat bisa tetap terjaga. “Mudah-mudahan bisa segera hujan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun
- Gunungkidul Raup Rp214 Juta dalam 2 Hari Kunjungan Wisatawan, Destinasi Pantai Tetap Jadi Favorit
- Catat! Ini Jalur Trans Jogja, Melewati Tempat Wisata, Rumah Sakit dan Kampus
- Di Kulonprogo, Ditemukan Banyak Calon Penerima BSU Rekeningnya Tidak Aktif
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 30 Juni 2025: Kunjungan Wisatawan, Impor Sapi hingga Muhammadiyah Bencana Buka Bank Syariah
Advertisement
Advertisement