Advertisement

BINCANG BACALEG Sumbu Filosofi Harus Jadi Pendorong Semangat

Media Digital
Rabu, 27 September 2023 - 05:17 WIB
Abdul Hamied Razak
BINCANG BACALEG Sumbu Filosofi Harus Jadi Pendorong Semangat Sri Purnomo - sur

Advertisement

JOGJA—UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Jogja menjadi Warisan Budaya Dunia. Bagaimana reaksi penetapan tersebut dari kaca mata calon anggota legislatif (Bacaleg) DPR RI yang bakal bertarung di Pemilu 2024?

Bacaleg PAN untuk Daerah Pemilihan (Dapil) DIY, Sri Purnomo mengatakan bahwa Sumbu Filosofi memang layak menjadi warisan budaya dunia. “Tatanan nilai yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I tersebut sarat dengan nilai filosofi yang tinggi sehingga sangat layak menjadi warisan budaya dunia,” ujar Sri Purnomo dalam Bincang Bacaleg bertema Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia, Apa Manfaat untuk Rakyat? yang digelar di Griya Harian Jogja, Selasa (26/9).

Advertisement

BACA JUGA: Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia, Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor pada 2025

Mantan Bupati Sleman ini mengatakan sejak dicetuskan Sri Sultan HB 1, Sumbu Filosofi menjadi panduan hidup dan masuk dalam lubuk hati masyarakat hingga pemerintahan Sri Sultan HB X saat ini. Di dalamnya terkandung konsep tata ruang berdasarkan konsepsi Jawa, berbentuk struktur jalan lurus yang membentang dari Panggung Krapyak di sisi selatan menuju Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat hingga sampai di Tugu Jogja.

Sumbu Filosofi, menurut Sri Purnomo, merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang keberadaan manusia, yakni bagaimana orang hidup bermasyarakat (Sangkan Paraning Dumadi), dan hidup berdampingan dengan alam agar serasi dan harmoni (Hamemayu Hayuning Bawana).

Selain mengajarkan hubungan antarmanusia dan alam, Sumbu Filosofi juga mengajarkan bagaimana hubungan vertikal, hubungan antara manusia dan Sang Pencipta serta antara pemimpin dan rakyatnya atau Manunggaling Kawula Gusti.

"Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula lan Gusti, artinya dari mana manusia berasal dan mereka akan kembali ke mana. Kalau masyarakat asli Jogja tentu memahami sejarahnya, tetapi masyarakat dari luar Jogja atau pendatang masih butuh penjelasan," kata suami Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo ini.

Dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia oleh UNESCO, maka masyarakat dunia harus komitmen untuk menjaga warisan dalam kehidupan sehari-hari, baik menjaga hubungan horizontal (antarmanusia dengan manusia lainnya atau manusia dengan alam) maupun hubungan vertikal (antara manusia dengan Tuhannya). "Kami berharap penetapan Sumbu Filosofi ini dapat memberikan dorongan semangat bagi masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama melestarikan warisan budaya adiluhung ini," kata Sri.

Sri mengatakan, penetapan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia akan bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat akan menjaga warisan tersebut dengan caranya sendiri, baik saat menjalin hubungan antarmanusia, dengan alam maupun dengan Tuhan.

Manfaat lainnya, orang di luar Jogja akan tergerak untuk mengetahui apa itu Sumbu Filosofi. Maka, mereka akan berbondong-bondong datang ke Jogja untuk belajar apa itu Sumbu Filosofi. Efek dominonya jika Jogja dikunjungi banyak orang, maka roda perekonomian di Jogja akan berjalan.

Untuk menyiapkan materi Sumbu Filosofi yang dapat menjadi satu pegangan bagi masyarakat, Sri Purnomo mengatakan perlu dilakukan kajian dengan melibatkan para pakar yang ahli di bidangnya. Jika sudah disepakati formulasinya dan dikeluarkan oleh lembaga resmi, maka orang lain tidak akan menginterpretasikan Sumbu Filosofi secara liar. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%

News
| Sabtu, 27 April 2024, 17:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement