Advertisement

Promo November

Melihat Yoni Peninggalan Kerajaan Hindu di Panggungharjo

Media Digital
Selasa, 03 Oktober 2023 - 14:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Melihat Yoni Peninggalan Kerajaan Hindu di Panggungharjo Penampakan Yoni peninggalan kerajaan Hindu yang diperkirakan dari abad ke 9 di Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.Dok. Kalurahan Panggungharjo

Advertisement

JOGJA—Di Kalurahan Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul terdapat sebuah warisan arkeologis berupa Yoni dari abad 9 peninggalan kerajaan Hindu. Benda itu ditemukan pertama kali oleh warga pada 1983/1984 silam dan dipugar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya pada 2011 silam.

Kamituwo Kalurahan Panggungharjo Hosni Bimo Wicaksono menjelaskan, Yoni tersebut terletak di Kampung Karanggede RT 03 Ngireng-ireng Kalurahan Panggungharjo. Warga menemukannya saat menggali lubang sampah di pekarangan rumahnya.

Advertisement

Yoni tersebut ditemukan di area makam dan tanah pekarangan yang bagian tengahnya berupa gundukan tanah. Kemudian ditindaklanjuti dengan ekskavasi untuk mengungkap jenis situs, sifat keagamaan dan periodesasinya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya.

"Sekarang situs itu dipagar dan diberi papan oleh BPCB bahwa Yoni itu ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2011 dan dipagar besi lalu ada tulisan informasi soal itu," jelasnya.

BACA JUGA: BKK Dana Keistimewaan Didorong untuk Kesejahteraan Rakyat

Dalam upaya ekskavasi itu BPCB menemukan struktur dari batu andhesit dan bata yang diperkirakan merupakan bagian dari bangunan pemujaan agama Hindu. Ragam hias di bawah cerat Yoni situs Karanggede tidak hanya bersifat dekoratif, tetapi juga memiliki makna representasi mitologi Hindu yang tercantum dalam naskah Adiparwa seperti Samudra Manthana dan Garudeya.

Warga merayah gunungan dalam acara merti dusun bertema Srawung Yoni yang diselenggarakan oleh Kalurahan Panggungharjo beberapa waktu lalu sebagai media mengenalkan warisan arkeologis kepada masyarakat.

Yoni Karanggede ini terbilang cukup besar dengan ukuran panjang 107 cm, lebar 107 cm dan tinggi 107 cm. Kondisinya masih cukup baik, terawat dan bersih. Yoni ini berada dalam pagar di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya. Adapun Yoni yang berbentuk kubus itu bercerat hiasan garuda, kura-kura dan naga.

Yoni dengan ragam hias Ular, Kura-kura dan Garuda tidak hanya ditemukan di Situs Karanggede saja, beberapa contoh Yoni dengan ragam hias serupa yakni di Situs Yoni Plandi Magelang Jawa Tengah, Situs Yoni Mangunan Sleman koleksi Museum Nasional dan Situs Yoni Watu Genuk Mojosongo Boyolalai Jawa Tengah.

"Sebenarnya masih banyak informasi yang belum terungkap dari situs Yoni itu. Kemudian di sekitar lokasi penemuan juga masih banyak bebatuan lain yang diduga masih satu kesatuan dengan Yoni tersebut. Sekarang sudah banyak dipakai warga untuk pondasi rumah dan bangunan lain," kata Hosni.

Yoni sendiri diketahui berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kandungan atau rahim atau sebagai lambang dari Dewi Parwati yakni pasangan/sakti dari Dewa Siwa yang merupakan dewa tertinggi dalam agama Hindu. Yoni juga melambangkan kesuburan dan diperkirakan keberadaannya di Panggungharjo erat kaitannya dengan sejarah kawasan ini yang dulunya merupakan area pertanian.

Hosni menyatakan, untuk melestarikan nilai dan warisan arkeologis yang ada di wilayahnya beberapa kali agenda berupa merti dusun dan merti yoni diselenggarakan di Kalurahan Panggungharjo. Di acara ini warga melakukan kirab budaya dan makan bersama serta diakhiri dengan rayahan gunungan yang terdiri dari rangkaian hasil bumi. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement