Advertisement
ROADSHOW KESEJARAHAN: Jadi Media Anak Muda Melestarikan Sejarah

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Roadshow Kesejarahan yang digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY memasuki edisi terakhir di 2023. Tur kesejarahan keliling DIY yang mengusung tema Sejarah Lokal Tonggak Keistimewaan Peran Generasi Muda Memperteguh Keistimewaan Yogyakarta pada Minggu (8/10/2023) berlabuh ke Ledok Lempong, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi.
Kepala Seksi Sejarah Kundha Kabudayan DIY, I Gede Adi Atmaja menjelaskan Roadshow Kesejarahan menjadi salah satu upaya Kundha Kabudayan DIY untuk mengenalkan sejarah pada generasi muda. Pasalnya, sejarah yang biasanya dipelajari anak muda hanya bersifat hafalan di sekolah, misalnya menghafal nama tokoh dan peristiwa sehingga cenderung membosankan.
Advertisement
"Untuk menanamkan nilai-nilai kesejarahan di masyarakat, kami mencoba mengenalkan sejarah dengan cara yang berbeda, yaitu dengan terjun, bertemu dan berdiskusi dengan masyarakat tentang sejarah," tuturnya di Ledok Lempong, Turi, Minggu.
Dalam setiap roadshow, Kundha Kabudayan DIY menghadirkan sejumlah narasumber ahli yang memiliki pengetahuan di bidang sejarah dan kemerdekaan. Tak hanya itu, para pemuda yang tergabung dalam karang taruna juga dilibatkan dalam drama teatrikal kisah perjuangan yang terjadi di Ledok Lempong. "Pentas teatrikal ini salah satu upaya kami untuk menanamkan semangat anak muda untuk mencintai sejarah," ujarnya.
Ledok Lempong dipilih menjadi salah satu lokasi Roadshow Kesejarahan tidak terlepas dari latar belakang Kapanewon Turi yang dulunya menjadi markas persembunyian dan penyusunan strategi perang gerilya oleh Bupati Sleman, KRT Prodjodiningrat dengan membentuk markas-markas pertahanan di Turi.
"Di Turi membentuk Laskar Poncowati. Laskar Poncowati inilah yang menginspirasi anak-anak di Padukuhan Ledok Lempong ini untuk mendirikan komunitas sejarah," lanjutnya.
Tahun ini Roadshow Kesejarahan digelar di lima titik, yakni di Plalangan, Pandowoharjo, Sleman; Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul; Samigaluh, Kulonprogo; Wukirsari, Imogiri, Bantul dan terakhir di Ledok Lempong, Turi, Sleman.
Lurah Wonokerto, Riyanto Sulistyo Budi menilai kegiatan ini mampu membuat masyarakat khususnya kawula muda mempelajari cikal bakal sejarah yang terjadi di desanya. "Kami ikut senang, bahkan menjadikan kami, terutama anak-anak muda benar-benar tahu sejarah perjalanan kita di era penjajahan dulu," katanya. Pasalnya bisa jadi masyarakat belum tahu kisah sejarah yang terjadi di desanya. "Kegiatan ini bisa terus menumbuh kembangkan semangat anak muda untuk mencintai NKRI," katanya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kepala Desa di Garut Gondol Dana Desa Rp700 Juta, Langsung Ditahan Kejaksaan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 13 SMP Negeri di Kulonprogo Tidak Mampu Penuhi Daya Tampung Siswa
- Pemkot Jogja Targetkan Semua Sekolah Negeri Jadi Sekolah Unggulan
- Setelah Groundsiil Srandakan Jebol, Tiga Dusun di Bantul Alami Krisis Air Bersih
- UGM Berduka, Satu Mahasiswa KKN Meninggal dalam Insiden Kecelakaan Kapal, Satu Orang Masih dalam Pencarian
- Waspada! Enam Bulan Terakhir Ada 272 Kasus DBD di Sleman
Advertisement
Advertisement