Advertisement

Promo November

123 Anak di Sleman Jadi Korban Kekerasan, Mayoritas Perempuan

Lajeng Padmaratri
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 16:17 WIB
Abdul Hamied Razak
123 Anak di Sleman Jadi Korban Kekerasan, Mayoritas Perempuan Ilustrasi kekerasan pada anak - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) Sleman mendorong masyarakat untuk berani melaporkan jika mengetahui ada anak korban kekerasan di sekitarnya.

Sepanjang 2023, DP3P2KB mencatat ada ratusan anak korban kekerasan di Sleman. Ratusan kasus dengan korban anak ini termasuk tindak kekerasan secara fisik, psikis, hingga seksual terhadap anak.

Hingga bulan September kemarin, sebanyak 123 anak korban kekerasan di Sleman yang ditangani Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA). Adapun rinciannya sebanyak 87 korban berjenis kelamin perempuan dan 36 korban lainnya adalah anak laki-laki.

Advertisement

BACA JUGA: Januari-September 2023 Terdapat 157 Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bantul

Kepala DP3P2KB Sleman Wildan Solichin menyebut bahwa tingginya angka kekerasan anak di Sleman membuktikan bahwa sudah banyak yang berani melapor ke UPTD PPA ketika mengalami maupun mengetahui terjadinya kasus kekerasan anak di sekitarnya.

"Selama ini kami edukasi masyarakat, para perempuan, dan anak jika menjadi korban agar mau bicara. Memang ternyata kasusnya jadi banyak, tapi ini artinya mereka berani ngomong, berani lapor. Kalau angka sedikit, bisa jadi karena nggak berani lapor," kata Wildan pada Jumat (13/10/2023).

Dengan berani melapor, DP3P2KB memastikan akan mendampingi korban agar kasus bisa tertangani dengan tuntas. Selain itu, pelaporan kasus kekerasan anak juga mencegah pelaku untuk mengulangi perbuatannya.

Meski demikian, Wildan mengakui tidak mudah mengajak masyarakat agar berani melaporkan kasus kekerasan anak di sekitarnya. "Biasanya karena ada relasi kuasa, termasuk jika kasus kekerasan anak itu ada di dalam internal keluarga, biasanya yang ini sulit lapor ke kami. Ada juga anggapan itu aib, kalau lapor nanti dianggap merugikan kelurganya sendiri," kata dia.

BACA JUGA: Kekerasan Seksual Dominasi Kasus Kekerasan Anak di Jogja

Sekretaris DP3P2KB Srie Budiyantiningsih menambahkan bahwa ada juga masyarakat yang masih belum tahu mau melapor kemana jika mengalami atau mengetahui terjadinya tindak kekerasan anak. Untuk itu, jawatannya terus mensosialisasikan program layanan pengaduan bagi perempuan dan anak korban kekerasan ke UPTD PPA Sleman.

"Terus kami dorong masyarakat untuk berani speak up, sehingga kalau ada kasus bisa tertangani dengan baik. Jangan sampai ada yang tertinggal karena tidak terlayani," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza

News
| Jum'at, 22 November 2024, 06:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement