Advertisement

Sidang Singkat Sumbu Filosofi di UNESCO, Bukti Matangnya Persiapan

Media Digital
Selasa, 17 Oktober 2023 - 20:17 WIB
Maya Herawati
Sidang Singkat Sumbu Filosofi di UNESCO, Bukti Matangnya Persiapan Suasana Sidang Luar Biasa ke-45 Komite Warisan Dunia di Arab Saudi pada 18 September 2023 saat menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia. Istimewa - BPKSF

Advertisement

JOGJA—Sidang penetapan Sumbu Filosofi menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO berjalan singkat dan lancar di Riyadh, Arab Saudi, pada 18 September 2023. Tidak ada interupsi dari komite sidang maupun peserta yang hadir. Tidak ada pula revisi naskah pada proposal pengajuan Sumbu Filosofi atau The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks.

Sidang Sumbu Filosofi berlangsung setelah pemaparan dari Tunisia dan India. International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) atau Organisasi Internasional Non Pemerintah untuk Konservasi Monumen dan Situs Dunia menjelaskan gambaran umum dan ulasan singkat tentang Sumbu Filosofi melalui daring. Penjelasan berjalan sekitar sepuluh menit.

Advertisement

Setelah itu, Chairperson World Heritage Committee, Abdulelah Al-Tokhais, memberikan kesempatan pada komite atau peserta yang hadir untuk memberikan tanggapan, sanggahan, atau lainnya. Tidak ada yang mengangkat tangan atau berkomentar. Pada sesi revisi redaksional proposal, tidak ada pula masukan dari seluruh peserta.

"Selamat untuk Indonesia [atas lolosnya Sumbu Filosofi menjadi Warisan Budaya Dunia]," kata Abdulelah Al-Tokhais.

Dibanding peserta lain yang bisa memakan waktu sampai satu jam pembahasan, sidang untuk Sumbu Filosofi tergolong cepat. Sekda DIY, Beny Suharsono, mengatakan lancarnya sidang menjadi salah satu bentuk atau bukti persiapan dan implementasi rekomendasi dari UNESCO selama proses pengajuan berjalan. 

"Rekomendasi itu kan awal dan proses panjang ya, sebelum penetapan, jadi ada tujuh rekomendasi. Sudah ditindaklanjuti semua. Sebelum sampai sana kenapa tidak ada sanggahan dalam sidang dunia itu, misalnya seperti India dan Venezuela yang bahasannya sangat panjang," kata Beny.

Rekomendasi yang disampaikan UNESCO melalui ICOMOS, kata Beny, sudah dilaksanakan secara detail oleh Pemda DIY. Salah satu dari tujuh item rekomendasi itu adalah manajemen plan. Selain itu, perlu juga menjaga keasliannya terjaga atau mengembalikan fasad bangunan.

BACA JUGA: Kereta Anjlok di Kulonprogo, Korban Luka Ringan dan Berat Mencapai Puluhan Orang

Tidak hanya menjalankan rekomendasi, menjelang sidang penetapan dari UNESCO, Pemda DIY juga mengundang beberapa duta besar negara yang menjadi anggota komite world heritage. Mereka mengkaji dan mempertimbangkan rekomendasi suatu nominasi bisa ditetapkan sebagai world heritage atau tidak. Kedatangan duta besar sebagai bentuk diplomasi kebudayaan. Tujuannya termasuk untuk semakin mengenalkan Sumbu Filosofi. Pengenalan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya tak benda berbeda dengan pengenalan budaya benda yang kasat mata.

“Kami memang mendesain supaya ini berjalan lancar, ketika dilakukan penilaian di Riyadh, informasi awal sudah disampaikan. Karena bentuknya kan filosofi, tidak kasat bendanya, sehingga harus ada informasi awal, kalau ada fasadnya kan mungkin mudah ini loh bentuknya. Ini kita mengenalkan bahwa Hayuning Bawono yang dikonsepkan dengan filosofi mewujud nyata dalam arsitektur yang ada,” katanya.

Dukungan ini menjadi tahap penting. Ketika Sumbu Filosofi tersebut nantinya ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, harapannya bisa berdampak luas. Mendapat predikat sebagai warisan budaya dunia dampaknya tidak hanya pada masyarakat Jogja, tetapi juga Indonesia. “Sehingga value itu akan meningkat dengan sendirinya, kalau value itu meningkat daya tawar kita kan lebih tinggi, artinya kita mendapatkan dukungan sepenuhnya dari UNESCO bahwa di Jogja ada sebuah situs filosofi yang harus dilindungi keberadaannya,” kata Beny.

Kepala Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi (BPKSF) DIY, Dwi Agung Hernanto, menyebut setelah agenda visitasi oleh ICOMOS beberapa waktu lalu, Sumbu Filosofi Jogja dilaporkan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia berstatus inscribed (layak dan bisa masuk daftar warisan dunia). "Ketika pelaksanaan sidang penetapan biasanya negara delegasi yang menjadi peserta jarang menginterupsi jika statusnya inscribed," kata Agung.

Pemda DIY berharap penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia ini akan memberikan dorongan semangat bagi seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya di DIY tetapi juga di seluruh Indonesia, untuk bersama-sama melestarikan warisan budaya dan cagar budaya yang dimiliki. “Kami berharap penetapan ini dapat dijadikan ajang pembelajaran serta salah satu referensi dan inspirasi bersama akan nilai-nilai universal yang diperlukan untuk menciptakan dunia yang lebih baik di masa depan,” kata Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi.

Sebagai informasi, Sumbu Filosofi merupakan tata kota yang terbentuk sejak awal pembangunan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat sekitar tahun 1755. Sri Sultan HB I membuat tata kota beserta atributnya dengan makna masing-masing.

Filosofi dari Panggung Krapyak ke Utara menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah sampai melahirkan anak (sangkaning dumadi). Sebaliknya dari Tugu Pal Putih ke arah Selatan merupakan perjalanan manusia menghadap sang pencipta (paraning dumadi).

Peletakan unsur sosial masyarakat, termasuk juga bangunan mengandung makna-makna tersendiri. Contohnya, penempatan Kompleks Kepatihan dan Pasar Beringharjo melambangkan godaan duniawi dan godaan syahwat manusia yang harus dihindari, terutama dalam perjalanan manusia kembali ke pencipta. (BPKSF)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Jogjapolitan | 14 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement