Advertisement

Dinkes Gunungkidul Klaim Bebas Penyakit Frambusia Sejak 2021

David Kurniawan
Jum'at, 10 November 2023 - 15:37 WIB
Ujang Hasanudin
Dinkes Gunungkidul Klaim Bebas Penyakit Frambusia Sejak 2021 ilustrasi penyakit frambusia. - Ist / Wikipedia

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul mengklaim bebas penyakit frambusia atau patek sejak 2021. Meski demikian, upaya pencegahan terus dilakukan dan di tahun ini juga ada monitoring dari Kementerian Kesehatan.

Frambusia merupakan salah satu infeksi bakteri menahun yang bisa menyerang kulit, tulang, dan sendi. Penyakit frambusia merupakan jenis penyakit yang bisa menular melalui kontak erat dengan penderita dan banyak ditemui pada anak-anak yang tinggal di wilayah tropis.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, monitoring dilakukan oleh tim penilai eradikasi frabusia atau patek. Tim dari kementerian Kesehatan melakukan evaluasi terhadap penanggulangan yang dilakukan selama dua tahun terakhir agar pencegahan benar-benar dapat dioptimalkan.

“Penilaiannya sudah Rabu [8/11/2023]. Sekarang masih menunggu hasil penilaian tersebut karena belum keluar,” kata  Dewi, Jumat (10/11/2023).

Dia menjelaskan, proses penilaian juga melibatkan seluruh puskesmas di Gunungkidul. “Intinya untuk mengetahui bagaimana penanganan penyakit patek di Gunungkidul,” ungkapnya.

Menurut Dewi, sejak 2021 lalu, wilayah Gunungkidul sudah terbebas penyakit patek. Namun demikian, upaya pencegahan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh puskesmas karena penyakit ini bisa muncul Kembali.

“Tahun lalu sempat ada suspek yang mirip gejala patek, tapi setelah dicek lebih lanjut hasilnya negative,” katanya.

Ia menambahkan, upaya pencegahan juga membutuhkan partisipasi dari Masyarakat agar hasilnya lebih maksimal. Penyakit patek berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi.

BACA JUGA: Tenaga Kesehatan di Gunungkidul Divaksin Hepatitis B

Oleh karenanya, Dewi meminta kepada Masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Penyediaan sanitasi yang bersih serta mengurangi risiko kontak dengan penderita patek.

“Ini bisa menular. Jadi, kami terus lakukan sosialisasi ke Masyarakat dan sekolah-sekolah,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, upaya pencegahan dan penanggulangan patek terus dilakukan. Tujuannya untuk mewujudkan Indonesia bebas frambusia.

Menurut dia, tahun ini eradikasi frambusia tidak dilakukan di seluruh kabupaten dan kota. Pasalnya, untuk 2023, penilaian hanya menyasar ke Gunungkidul dan Sleman.

“Mudah-mudahan hasil yang diperoleh yang terbaik sehingga bisa dilakukan penilaian di kabupaten kota lainnya di DIY,” kata Pembajun.

Ia berharap kepada petugas yang memberikan layanan Kesehatan tidak putus asa dan terus semangat dikarenakan tantangan ke depan semakin berat. “Saya menyakini karena ibu bapak memiliki niat baik dan tulus dalam melayani Masyarakat maka bisa menjalaninya dengan baik,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Gempur Rokok Ilegal

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Perputaran Uang Judi Online Ribuan Anggota DPR Mencapai Rp25 Miliar

News
| Rabu, 26 Juni 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit

Wisata
| Sabtu, 22 Juni 2024, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement