Advertisement
Sumur di Jogja Mulai Mengering, Warga Suntik Sumur Agar Keluar Air

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Beberapa wilayah di Kota Jogja menunjukan pendakalan air sumur, seperti di Kemantren Umbulharjo dan Kotagede. Warga dua wilayah ini mulai menyuntik sumur yang kering agar kebutuhan air tetap terpenuhi.
Penurunan air sumur di Kota Jogja selama musim kemarau berkepanjangan ini berkisar 1-2 meter. Puncak penurunan air sumur terjadi pada akhir Oktober lalu hingga kini. Mau tak mau warga yang mengandalkan air sumur melakukan penyuntikan agar dapat memenuhi kebutuhan air.
Advertisement
Penyuntikan sumur salah satunya dilakukan warga Kelurahan Giwangan, Umbulharjo, Priyono menjelaskan rata-rata kedalaman sumur di wilayahnya sekitar delapan meter. “Sekarang sudah kering sumurnya, kebanyakan perlu disuntik biar masih bisa beroperasi sumurnya,” ujarnya, Sabtu (11/11/2023).
Priyono menjelaskan penyuntikan sumur di wilayahnya dilakukan untuk memperdalam sumur. “Penyuntikan dilakukan sekitar satu sampai dua meter, dengan pipa paralon ukuran lima inci itu sudah dapat air lagi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Permukaan Air Tanah DIY Turun Akibat Kemarau, Sumur Jogja yang Paling Menyusut
Biaya penyuntikan sumur di Kelurahan Giwangan, menurut Priyono, berkisar seharga Rp250 ribu-Rp350 ribu permeter. “Itu hitungannya cukup murah karena ada yang sampai Rp700 ribu per meter, karena tanah di wilayah kami kebanyakan pinggir sungai dan berpasir jadi nyuntiknya mudah, tidak berbatu,” jelasnya.
Sementara itu warga Kelurahan Prenggan, Kotagede, Mamat menjelaskan rata-rata kedalaman sumur di wilayahnya 15 meter. “Sejak Oktober itu mulai menyusut airnya, kering jadi bingung juga memenuhi kebutuhan air. Akhirnya banyak warga milih menyuntik sumur,” ujarnya.
Mamat menyebut biaya penyuntikan sumur di kelurahannya rata-rata Rp300 ribu-Rp450 ribu. “Karena tanahnya agak berbatu biayanya jauh lebih tinggi, rata-rata disuntik agar lebih dalam satu meter, ada juga yang sampai dua meter,” ucapnya.
Kekeringan sumur warga Pranggan, menurut Mamat, masih bisa diatasi dengan suntik sumur. “Kami tidak lapor ke kelurahan atau BPBD karena masih bisa diatasi sendiri, belum butuh bantuan tangki air,” tuturnya.
Kondisi kekeringan tahun ini, jelas Mamat, jadi yang paling parah bila dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Karena lama tidak hujan juga, kemarau berkepanjangan. Baru tahun ini suntik sumur, sebelumnya belum pernah ada suntik sumur,” tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- DPP Golkar Bangun Asrama Santri di Kampus Terpadu Muallimin, Bahlil: Ini Amal Jariah, Bukan Transaksi Politik
- Warga Wonosari Gunungkidul Ditemukan Meninggal Dunia di Ladang
- Tujuh Makam di Baturetno Bantul Dirusak, Warga Masih Cari Pelaku Lewat Rekaman CCTV Sekolah
- Bupati Kulonprogo Tolak Mobil Dinas Baru
- Perusakan Nisan Makam di Baturetno, Ini Kata Polres Bantul
Advertisement