Advertisement

Debit Air Jadi Pertimbangan Utama, Rencana Tata Tanam di Kulonprogo 2024 Mulai Disusun

Andreas Yuda Pramono
Senin, 13 November 2023 - 17:37 WIB
Arief Junianto
Debit Air Jadi Pertimbangan Utama, Rencana Tata Tanam di Kulonprogo 2024 Mulai Disusun Ilustrasi sawah. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemkab Kulonprogo melalui Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) setempat mulai menyusun rencana tata tanam 2024.

Penyusunan rencana tata tanam dimulai dengan memperkirakan debit andalan atau debit rata-rata minimum yang terjadi secara terus menerus di sungai.

Advertisement

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPKP Kulonprogo, Hadi Priyanto mengatakan debit andalan diperkirakan dari data debit pada tahun-tahun sebelumnya yang kemudian dianalisis secara statistik.

Debit tersebut didapat dari Intake Kalibawang untuk sistem irigasi Kalibawang, lalu Bendung Pengasih Barat dan Timur. Selain itu juga untuk daerah irigasi Pekikjamal dan Bendung Papah. 

DPUPKP juga menghitung debit andalan melalui metode perhitungan curah hujan untuk daerah-daerah irigasi kecil yang memanfaatkan sungai sebagai sumber airnya. “Untuk persiapan pola tata tanam tahun mendatang, data perhitungan didasarkan pada data debit dan curah hujan 10 tahun terakhir atau 2014-2023,” kata Hadi, Senin (13/11/2023).

Hadi menambahkan, dalam perencanaan tata tanam tersebut juga memerlukan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY. Data yang dia maksud meliputi data kelembapan udara, temperatur, durasi penyinaran matahari, dan kecepatan angin.

“Data dari BMKG tersebut sangat penting karena berkorelasi dengan perhitungan kebutuhan air irigasi baik untuk padi maupun palawija, salah satunya untuk perhitungan evapotranspirasi tanaman,” katanya.

BACA JUGA: Persiapan Musim Tanam, Petani di Girisubo Gunungkidul Mulai Olah Lahan

Proses selanjutnya, petani melalui perkumpulan petani pemakai air (P3A) akan mengusulkan rencana tata tanam yang dikehendaki. Usulan tersebut akan direkap dalam satu gabungan petani pemakai air (GP3A). “Rekapan usulan tata tanam digunakan untuk menghitung kebutuhan air apabila tata tanam tersebut dilaksanakan,” ucapnya.

Hadi menegaskan, hasil perhitungan debit andalan dan kebutuhan air akan dijadikan masukan yang penting dalam rapat Komisi Irigasi untuk menentukan pola tanam. Dalam rapat tersebut pembahasan mengarah kepada neraca air antara debit andalan yang ada dan kebutuhan air. Apabila terjadi defisit terhadap neraca air maka perlu ada keputusan dengan perubahan usulan tata tanam jika diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polri Klaim Selesaikan 3.326 Kasus Premanisme dalam Operasi Serentak

News
| Jum'at, 09 Mei 2025, 12:07 WIB

Advertisement

alt

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo

Wisata
| Minggu, 04 Mei 2025, 18:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement