Advertisement

Apa Kabar Revitalisasi Sumber Bribin 2? Begini Penjelasan BBWSSO

David Kurniawan
Minggu, 19 November 2023 - 16:27 WIB
Arief Junianto
Apa Kabar Revitalisasi Sumber Bribin 2? Begini Penjelasan BBWSSO Ilustrasi salah seorang petugas sedang menunjukan intalasi pengolahan air Sindon di Kalurahan Dadapayu, Semanu. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) berkomitmen membantu Gunungkidul dalam upaya mengatasi krisis air bersih saat kemarau dengan cara mengoptimalkan potensi-potensi sumber yang ada.

Salah satunya pemanfaatan instalasi pengolahan air di Bribin 2 atau Sindon di Kalurahan Dadapayu, Semanu. Diketahui sejak terjadinya Badai Cempaka di akhir 2017 lalu, instalasi sumber ini mati karena pompa-pompa hidrolik untuk mengangkat air terendam banjir sehingga tidak dapat dioperasikan.

Advertisement

Kepala BBWSO, Gatut Bayuadji mengatakan sungai bawah tanah Sindon yang macet sejak 2017 sudah diredesain untuk keperluan revitalisasi. Meski demikian, hingga sekarang belum bisa dilaksanakan karena masih dalam proses evaluasi. “Hasil asesmen nanti kami kabarkan untuk menentukan kebijakan terkait dengan sumber Bribin II,” kata Gatut, Minggu (19/11/2023).

Menurut dia, dengan potensi yang ada di Bribin II dapat memberikan potensi untuk pengembangan sehingga air yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi Masyarakat. “Tentunya akan sangat membantu untuk pemenuhan air bersih bagi warga Gunungkidul sehingga akan kami optimalkan,” katanya.

Gatut menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, BBWSSO tidak hanya membangun instalasi pengolahan air maupun embung. Namun demikian, sambung dia, juga ada bantuan air bersih secara langsung di wilayah kerja yang meliputi Jateng dan DIY. “Sudah lebih dari 1 juta air bersih kami salurkan ke warga seperti Gunungkidul, Banyumas dan lainnya,” katanya.

Direktur Utama PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharto berharap sungai bawah tanah Bribin 2 atau Sindon di Kalurahan Dadapayu, Semanu bisa kembali dioperasikan. Pasalnya, sejak terjadinya Badai Cempaka di akhir 2017 lalu, sarana pengelolaan air di instalasi tersebut macet hingga sekarang. “Kalau bisa dihidupkan lagi. Sebab dengan tambahan produksi, maka bisa memperkuat layanan di Kapanewon Tepus dan Rongkop,” katanya.

BACA JUGA: Mangkrak sejak 2017, Intalasi Sindon Gunungkidul Tetap Dijaga

Meski berada di wilayah Gunungkidul, namun pemkab maupun PDAM tidak memiliki kewenangan didalam pengelolaan Sumber Sindon. Pasalnya, kewenangan masih berada di tangan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO). “Kewenangan sepenuhnya berada di BBWSO. Kabar terakhir sudah ada review desain untuk menghidupkan kembali, tapi pelaksanaan perbaikan kami belum mengetahuinya,” kata Toto.

Ditambahkanya, pengoperasian Sindon dengan teknologi mikrohidro dengan cara membuat bendungan di aliran sungai bawah tanah. Adapun prosesnya harus dibor sedalam 104 meter. “Dengan teknologi ini maka air bisa mengalir sampai permukaan. Tapi karena pompa hidrolis terendam banjir akibat dampak Badai Cempaka, maka tidak bisa berfungsi hingga sekarang,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Jogjapolitan | 11 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 08:27 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement