Advertisement
Andalkan Uang Sewa 4 Gedung, UPT Taman Budaya Kulonprogo Sumbang PAD Rp200 Juta
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kebudayaan (Disbud) Kulonprogo yang membawahi UPT Taman Budaya Kulonprogo (TBK) sampai November 2023 telah menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp200 juta. Angka tersebut berasal dari persewaan empat gedung yang ada di dalam kompleks TBK.
Tenaga Administrasi UPT Taman Budaya Kulonprogo, Sabda Dwi mengatakan ada empat gedung yang disewakan untuk masyarakat umum yaitu pendopo, auditorium, Exhibition Hall, dan amfiteater. Dari persewaan tersebut, PAD yang telah didapat mencapai sekitar Rp200 juta.
Advertisement
“Dari awal tahun sampai November 2023 sudah ada sekitar 20 orang yang menyewa gedung-gedung di TBK. Kalau melihat dari nominalnya paling tidak Rp200 juta sudah masuk,” kata Sabda, Senin (20/11/2023).
Sabda menambahkan tarif sewa mendasarkan pada Peraturan Bupati (Perbup) Kulonprogo No. 82/2021 tentang Perubahan atas Perbup No. 85/2018 tentang Peninjauan Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
“Kalau untuk keseluruhan setiap gedung, kriteria umumnya masyarakat dibebankan biaya sewa Rp10 juta. Itu per 24 jam. Tapi kalau untuk mahasiswa atau pelajar itu dibebankan Rp2,6 juta per 24 jamnya,” katanya.
Sabda menambahkan pembayaran sewa dilakukan secara digital. Biaya sewa tersebut langsung masuk ke kas daerah sebagai PAD.
Lebih jauh, Sabda mengaku akan ada pembangunan gedung baru yang diperuntukkan sebagai studio musik. Letakknya berada di pojok sisi Utara TBK. Terangnya, studio tersebut akan mendukung program Art for Children (AFC) dan Art for Milenial (AFM).
Tahun ini, Disbud juga telah mengalokasikan anggaran perawatan sebesar Rp300 juta. Hanya saja anggaran tersebut difokuskan pada satu gedung yaitu Exhibition Hall. Menurut dia, gedung tersebut lebih sering dipakai daripada gedung lain.
BACA JUGA: Dinas Kebudayaan Kulonprogo Merevitalisasi Kesenian di Menoreh
Kepala UPT Taman Budaya Kulonprogo, Maruta, mengatakan AFC memiliki lima cabang yaitu tari, karawitan, musik, lukis, dan macapat. “Ada 20 kali pertemuan untuk AFC. Akhir pelatihan ada pementasan. AFC ini untuk usia SD. Usia milenial juga ada tetap lima cabang, hanya macapat diganti seni dagelan,” kata Maruta.
Maruta menambahkan masih ada ketoprak, sendratari, kolaborasi musik modern, menoreh musik fest, dan wayang wong. Tahun 2024, program akan lebih bervariasi pasalnya Disbud mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK). “DAK kami dapat untuk tahun depan. Kisarannya Rp1,2 miliar. Itu nanti untuk program kegiatan dan 30 persen dipakai pembangunan infrastruktur fisik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
MKMK Pertanyakan Keputusan DPR RI Terkait Tata Tertib hingga Punya Kewenangan Mengevaluasi Hakim Konstitusi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Anggaran Makan Bergizi untuk Benahi Infrastruktur Pendidikan, Begini Tanggapan Pemkab Gunungkidul
- Potensi Cuaca Ekstrem, Menko PMK Pratikno: BMKG Selalu Update Informasi
- Wamendiktisaintek Sebut Usulan Kampus Kelola Tambang Masih Butuh Kajian
- LPG 3 Kg di Sleman Masih Langka, Warga Gigit Jari Meski Antre Lama
- Pemkab Bantul Minta Pengecer LPG 3 Kg jadi Sub-Pangkalan
Advertisement
Advertisement