Tahun Depan, Vaksinasi JE Akan Menyasar Anak di Gunungkidul
Advertisement
Hariangjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul berencana melaksanakan vaksinasi pencegahan penyakit Japanense Ecephalitis (JE) di 2024. Meski demikian, hingga sekarang belum ada temuan kasus berkaitan dengan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Culex.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan vaksinasi JE merupakan program dari Pemerintah Pusat. Rencananya pemberian vaksin dilaksanakan di tahun depan. “Di 2024 memang ada rencana untuk pemberian imunisasi JE,” katanya, Selasa (21/11/2023).
Advertisement
Meski demikian, Dewi belum bisa memastikan kapan waktu pelaksanaan imunisasi. Ia berdalih keputusan masih menunggu kebijakan dari Kementerian Kesehatan.
Menurut dia, informasi awal baru sebatas rencana pelaksanaan. Selain itu, vaksinasi akan menyasar ke anak yang berusia 15 tahun ke bawah.
“Untuk target yang divaksin juga masih menunggu informasi lanjutan. Yang jelas, sudah mulai dipersiapkan dari sekarang sehingga saat mulai digulirkan bisa langsung dijalankan,” kata Dewi.
BACA JUGA: Pemkab Bantul Bakal Pakai Teknologi Taiwan untuk Pengelolaan Sampah, Ini Detailnya
Disinggung mengenai penyebaran penyakit JE, Dewi mengakui hingga sekarang belum ada temuan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Culex ini. Meski demikian, ia memastikan upaya pencegahan terus dilakukan. “Salah satunya melaksanakan program imunisasi yang digulirkan oleh Pemerintah Pusat,” katanya.
Selain itu, pencegahan juga dilakukan dengan intens memberikan sosialisasi ke Masyarakat. Adapun caranya bisa melakukan penyuluhan langsung ke Masyarakat. Namun ada juga pemasangan flayer tentang bahaya dan pencegahan penyakit JE.
“Kami sudah menyasar ke teman-teman di fasilitas Kesehatan [Faskes] tentang aturan dan informasi penyakit JE. Harapannya bisa diteruskan ke Masyarakat melalui berbagai penyuluhan Kesehatan,” katanya.
Ia mengungkapkan, upaya pencegahan juga membutuhkan partisipasi dari Masyarakat agar hasilnya bisa dioptimalkan. Penyebaran penyakit JE tidak jauh berbeda dengan DBD karena sama-sama disebarkan melalui nyamuk, meski jenisnya berbeda.
Oleh karenanya, sambung Dewi, Masyarakat bisa terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, juga makan-makanan bergizi dan rutin berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. “Kalau tubuh fit, maka potensi terserang penyakit akan berkurang,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Ery Agustin S berharap kepada pemkab untuk benar-benar mewaspadai penyebaran penyakit JE yang disebabkan oleh nyamuk culex. Meski belum ada laporan kasus, kesiapsiagaan dan upaya pencegahan terus disosialisasikan ke Masyarakat.
“Tidak ada kasus bukan berarti aman dari potensi persebarannya. Jadi, Masyarakat harus terus diedukasi untuk bersama-sama melakukan pencegahan sehingga bisa terhindar dari penyakit ini,” kata Ery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement