Advertisement

Dinkes Sleman Klaim Program SIKAT TB Berjalan Positif

Jumali
Kamis, 23 November 2023 - 22:57 WIB
Mediani Dyah Natalia
Dinkes Sleman Klaim Program SIKAT TB Berjalan Positif Paru-paru. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman terus menekan angka kasus angka kasus tuberkulosis (TB) di Bumi Sembada. Adapun salah satu program yang diandalkan untuk menekan angka kasus TB adalah SIKAT TB (Sleman Sigap Kendali dan Atasi Tuberkulosis) dan Integrasi Layanan Kesehatan Primer.

Kepala Dinas (Dinkes) Sleman Cahya Purnama mengatakan program SIKAT TB merupakan inovasi yang dikeluarkan oleh jawatannya. Di mana, bentuk layanan yang disediakan lebih komprehensif multisektor untuk menjamin akses pelayanan standar pemeriksaan terduga TB.

Advertisement

Diharapkan dengan layanan ini penanganan TB akan lebih efektif, efisien, setara dan aktif menjangkau keluarga yang rentan. Sementara, salah satu kegiatan SIKAT TB yang telah terlaksana adalah skrining TB pada masyarakat di lokasi yang padat dan kumuh. Sejauh ini, Cahya mengklaim jika program ini telah berjalan efektif.

"Hasilnya kenaikan (temuan) terduga TB yang cukup signifikan," kata Cahya, di sela-sela peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di The Rich Jogja Hotel, Kamis (23/11/2023) pagi.

Baca Juga: Kasus TBC di Jogja 2023 Diprediksi Melebihi Tahun Lalu

Menurut Cahya, kasus TB di Sleman pada 2022 mencapai 1.604 kasus. Sedangkan per Oktober 2023 Dinkes Sleman menemukan kasus TB 1.351 dan 476 kasus TB gagal pengobatan. Temuan ini, dinilai cukup baik. Sebab, langkah pengobatan bisa dilakukan secara lebih cepat dengan jalan memutus rantai penularan.

"Nantinya setelah ditemukan, bisa diobati dan diputus rantai penularan," tandas Cahya.

Untuk penanganan, Cahya mengaku jawatannya telah berintegrasi dengan OPD di lingkungan Pemkab Sleman maupun lembaga lainnya. Di mana begitu ditemukan, terduga TB akan langsung mendapatkan makanan tambahan, jatah bertahan hidup (Jadup). Jadup ini penting mengingat butuh waktu untuk pengobatan bagi terduga agar bisa sembuh.

"Setidaknya untuknegatif dulu butuh maksimal dua bulan. Maka mereka kami upayakan mendapatkan jadup," jelasnya.

Baca Juga: Sedih, Menkes Sebut Banyak Pasien TBC Meninggal sebelum Pengobatan

Lebih lanjut Cahya mengungkapkan SIKAT TB dilakukan dengan metode jemput bola atau active case finding. Hal ini dilakukan guna mendukung percepatan eliminasi TB. Sejauh ini Dinkes Sleman melihat masyakat Sleman cukup positif menanggapi program ini.

"Tanggapan masyarakat bagus. Karena ada pelibatan kader, tim pendamping kelurahan, di tingkat kecamatan juga. Mereka yang mencari, mengantar, kemudian kita periksa. Kami harapkan, SIKAT TB yang dilakukan dengan pelibatan sejumlah OPD akan mampu berjalan optimal," ucap Cahya.

Sementara Bupati Kustini menyampaikan apresiasinya terhadap launching Inovasi TB dan Integrasi Layanan Kesehatan Primer pada peringatan HKN ke-59. Kehadiran inovasi tersebut dikatakan Bupati menjadi wujud komitmen dan kesungguhan bersama dalam memberantas Tuberkulosis di Sleman dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Sleman.

“Tentunya kita semua berharap agar strategi dan upaya eliminasi Tuberkulosis mellaui SIKAT TB ini dapat memberikan manfaat yang optimal. Terlebih lagi Indonesia memiliki target untuk eliminasi TBC di tahun 2030. Saya berharap program SIKAT TB ini dapat lebih menjamin akses pelayanan serta menjangkau keluarga rentan kurang mampu,” kata Bupati.

Baca Juga: Skrining dan Stigma Masih Jadi Kendala Eliminasi TBC

Bupati menambahkan adanya Integrasi Layanan Kesehatan Primer membantu pemerintah dalam melakukan transformasi kesehatan. Pada hal ini difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kesehatan berdasarkan siklus hidup yang mudah diakses dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga dan individu.

“Melalui momen peringatan Hari Kesehatan Nasional ini saya mengajak seluruh kader kesehatan, masyarakat, tenaga kesehatan dan seluruh pihak yang terkait dengan layanan kesehatan untuk bersama-sama menguatkan komitmen dan upaya-upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Sleman,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement